Minggu, 30 Mei 2010

Gangguan Gagap

5. Contoh Kasus Gangguan Gagap
Cukup 1x3 jam terap bicara anak kelas 5 SD yang sudah 5 tahun tidak berbicara, padahal kesehariannya anak tersebut bisa berbicara. Seorang anak kelas 5 SD di Surabaya datang ke sebuah klinik hipnoterapi dengan orang tuanya dengan keluhan:
• Sudah 5 tahun ini sama sekali tidak berbicara di sekolahnya, padahal di rumah bisa berbicara, walaupun bicaranya sangat minimal.
• Setiap pagi sang anak ini diantar orang tuanya ke sekolah. Begitu sampai pagar sekolah, sang anak tidak berbicara sepatah katapun sampai pulang nantinya.
• Keluhan teman-temannya, kalau berkomunikasi dengan temannya, sambil tunju-tunjuk dan tarik-tarik tangan atau baju, paling berkata “eh..eh...eh...” dengan isyarat tangan, misalnya mau pinjam penghapus.
• Teman-temannya menyebutnya si bisu.
• Kepala sekolahnya meminta kepada orang tuanya agar anak ini dibawa ke profesional untuk diterapi, karena nanti kelas 6 SD akan ada tes kelulusan SD dari Depdikbud. Kepala sekolah itu mengatakan, “pasti anak ini tidak akan lulus dan akan mencemarkan nama baik SD tersebut, karena selama ini 100% lulus”. Bila kenaikan dari kelas 5 ke kelas 6 ini masih juga bisu, kepala sekolah menyarankan dengan halus agar sang anak pindah sekolah saja.
• Ayah ibunya sudah capai membawanya ke berbagai psikolog bertahun-tahun, tetapi belum juga sembuh dan tidak terungkap mengapa sang anak tidak mau berbicara. Komunikasi dengan psikolog selama ini dengan tulisan, sang anak tidak menjawab juga.
Lalu, orang tua sanga anak mencoba ke klinik hipnoterapi dengan bertemu beberapa terapis. Pertama-tama, terapis mencoba berkomunikasi dengan sang anak senyaman mungkin, terapi anak tersebut tetap juga tidak bisa berbicara . Lalu terapis tinggalkan anak tersebut sendirian dan terapi meminta sanga anak menuliskan apa-apa yang dirasakannya. Terapis datang kembali 5 menit kemudian, ternyata sang anak tidak menuliskan apa-apa di kertasnya, terapisaya menduga sang anak sudah trauma menghadapi para terapis. Setelah 30 menit terapis urut sarafnya, sang anak bisa bersuara dan menjawab pertanyaan terapis dan sembuh. Suara sang anak masih pelan, lalu terapis ajarkan teknik vokal sehingga sang anak bisa bersuara agak keras. Tentu saja wajah sang ayah dan ibunya sangat gembira.


Sumber:
Wikipedia.com
Organisasi.org komunitas & kepustakaan nasional
Hipno-bicara.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar