Selasa, 11 Mei 2010

Besarnya Pengaruh Sentuhan Mental Terhadap Ana

Masa anak-anak adalah masa yang sangat rentan terhadap hal-hal negatif yang dapat menggangu perkembangan individu. Kunci untuk mengatasinya adalah dengan mengenalkan anak akan perasaannya maupun ekspresi perasaannya, lebih cepat lebih baik. Emosi adalah rangsangan untuk bertindak, tingkat emosi yang tinggi seperti marah, kesal, ataupun kecewa bisa dikatakan mudah diidentifikasikan. Ada beberapa emosi kompleks yang sulit dikenali. Beberapa diantaranya dapat berlangsung selama beberapa menit saja, tapi ada yang sampai berminggu-minggu lamanya.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola perasaannya sendiri dan orang lain. Kecerdasan ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk mempersiapkan diri lebih baik, membuat keputusan yang lebih baik, berpikir lebih kreatif, hingga memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menurut psikolog anak, Seto Mulyadi, mengatakan perkembangan kecerdasan, kreativitas, dan kecerdasan emosional anak sangat dipengaruhi oleh berbagai rangsangan mental sejak usia dini.
Pada dasarnya anak-anak sebagai generasi yang unggul tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka sungguh memerlukan lingkungan yang subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi mereka dapat tumbuh secara optimal. Dengan demikian, orang tua memiliki peran penting untuk menciptakan lingkungan tersebut guna merangsang segenap potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal. Untuk menjadikan anak cerdas dalam emosi dan spiritual, bisa dimulai sejak anak dalam kandungan.
Ketika masih dalam usia embrio, sang anak harus sering-sering di peluk, dicium, ataupun di belai lewat perut sang ibu. Kuncinya adalah rasa perhatian terhadap bayi yang ada dalam kandungan. Kalau perlu diajak berbicara atau bercerita pun tidak masalah. Mungkin kedengarannya sangat lucu atau terkadang dianggap aneh dengan mengajak bicara bayi dalam kandungan. Namun menurut kak Seto, sebenarnya cara ini sangat efektif dalam melatih rangsangan mental dalam membentuk pengalaman yang kaya. Perttumbuhan fisik bayi dalam kandungan tak hanya membutuhkan makanan yang bergizi.
Ia juga membutuhkan gizi mental yang tinggi bagi perkembangan kejiwaan, terlebih pada bayi yang baru dilahirkan. Peran seorang ayah pun tidak kalah penting. Ayah tetap bisa memberikan peran lewat pelukan, pijatan, dekapan, ataupun belaian sayang pada sang jabang bayi. Meskipun belum mengerti apa-apa, perlindungan dari ayah bisa dirasakan oleh sang anak. Kelahiran bagi seorang merupakan pengalaman traumatik yang pertama. Apabila bayi memperoleh sentuhan cinta yang hangat dalam awal kehidupan, ia merasa akan bahwa dunia yang barunya aman.


Sumber:
Koran Jakarta ( 24 Februari 2010 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar