Kamis, 13 Mei 2010

Pembagian Gangguan Komunikasi Pada Anak Autisme

Gangguan komunikasi pada anak penyandang autisme, dibedakan menjadi 2 yaitu: gangguan komunikasi verbal dan non verbal. Gangguan komunikasi verbal dimana anak bisa bicara tapi bicara tidak digunakan untuk komunikasi. Contohnya, membeo, ekolali, dan berbicara dalam situasi yang salah. Sebaliknya, gangguan komunikasi non verbal nampak dari hal-hal sederhana seperti eye contact minim, tidah memahami bahasa tubuh, sampai dengan terlambat bicara atau sama sekali tidak bisa berbicara. Komunikasi non verbal adalah suatu komunikasi tanpa menggunakan kata-kata atau suatu bentuk komunikasi dengan cara membaca bahasa simbolik dan bahasa mimik. Pada anak autisme mangalami kegagalan perkembangan membangun kontak emosi, dengan sendirinya ia mengalami kegagalan membaca bahasa mimik. Karena, bahas mimik pada dasarnya adalah komunikasi dengan cara membaca emosi orang lain.
Ketidakmampuan membaca emosi orang lain dalam bentuk ekspresi muka orang lain yang menyebabkan anak-anak autisme tidak mampu mengekspresikan wajahnya. Ia adalah anak yang tidak berekspresi, tidak mampu menunjukkan kehangatan, rasa senang atau marah. Selain ia tak mampu mengutarakan emosinya ia juga kadang mengalami kesalahan dalam mengekspresikan perasaannya, atau ekspresinya tidak pada tempatnya. Padahal komunikasi nonverbal ini merupakan bentuk komukasi yang lebih banyak digunakan oleh kita sehari-hari, dalam membangun hubungan dengan orang lain. Dengan kata lain, sebagian besar komunikasi adalah berbentuk komunikasi non verbal. Dengan sendirinya kegagalan komunikasi nonverbal ini akan pula menyebabkan ia mengalami gangguan bersosialisasi, atau membangun hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya.

sumber:
functional communication

Tidak ada komentar:

Posting Komentar