Kamis, 03 Juni 2010

Gangguan komunikasi

Beberapa penelitian yang dilakukan pada siswa sekolah dasar dan menengah dari beberapa di bagian USA, menunjukkan sekitar 9% dari seluruh siswa tersebut diidentifikasi mengalami hambatan perkembangan belajar. Di Indonesia jumlah kasusnya lebih banyak, yaitu sekitar sekitar 10-15% dari seluruh siswa SD dan SMP ( Depdiknas, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2003 ). Pada waktu itu, hambatan perkembangan belajar masih kurang dipahami dan diperdebatkan, karena dianggap sebagai kondisi ketidakmampuan fisik dan lingkungan yang mempengaruhi siswa.
Hambatan perkembangan belajar bukan suatu hambatan tunggal, tetapi merupakan kategori umum dari pendidikan khusus yang terdiri dari dalam beberapa dari tujuh bidang khusus ini, yaitu:
1. Bahasa reseptif ( memaknai apa yang di dengar )
2. Bahasa ekspresif ( berbicara )
3. Keterampilan dasar membaca
4. Memahami bacaan
5. Ekspresi tulisan
6. Hitungan matematik
7. Berpikir matematik
Bentuk lainnya dari hambatan ini yang sering terjadi antara lain kurangnya keterampilan sosial dan gangguan emosi atau perilaku seperti hambatan pemusatan perhatian ( ADHD, attention deficit disorder ). Hambatan perkembangan belajar tidak sama dengan ketidakmampuan membaca atau disleksia meskipun ini sering disalah artikan seperti itu. Tetapi apabila kita kaji lebih jauh, sebenarnya banyak sekali informasi yang ada berkenaan dengan hambatan perkembangan belajat tersebut, berhubungan dengan kesulitan membaca, dan banyak anak-anak dengan kesulitan belajar yang kekurangan utamanya dalam mambaca.

Sumber:
Identifikasi Hambatan Perkembangan Belajar dan Pembelajarannya – 1/9
Oleh Hidayat ( Psikologi FIP UPI )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar