www.klikdokter.com
Rabu, 12 Mei 2010
Pengertian dan Penyebab Gangguan Komunikasi
www.klikdokter.com
Beberapa Hal yang berkaitan dengan Sindrom Asperger
A. Pengertian dan ciri-ciri Sindroma Asperger
Sindrom Asperger atau Gangguan Asperger ( SA ) merupakan suatu gejala kelainan perkembangan syaraf otak yang namanya diambil dari seorang dokter berkebangsaan Austria, Hans Asperger, yang pada tahun 1944 menerbitkan sebuah makalah yang menjelaskan mengenai pola perilaku dari beberapa anak laki-laki memiliki tingkat intelegensi dan perkembangan bahasa yang normal, namun juga memperlihatkan perilaku yang mirip autisme. Serta mengalami kekurangan dalam hubungan sosial dan kecakapan komunikasi.
Walaupun makalahnya itu telah dipublikasikan sejak tahun 1940-an, namun Sindrom Asperger baru dimasukkan ke dalam katergori DSM IV pada tahun 1994 dan baru beberapa tahun terakhir Sindrom Asperger tersebut dikenal oleh para ahli dan orang tua. Seorang penyandang sindrom asperger dapat memperlihatkan bermacam-macam karakter dan gangguan tersebut. Seorang penyandang sindrom asperger dapat memperlihatkan kekurangan dalam bersosialisasi, mengalami kesulitan jika terjadi perubahan, dan selalu melakukan hal-hal yang sama berulang ulang. Sering mereka terobsesi oleh rutinitas dan menyibukkan diri dengan sesuatu aktivitas yang menarik perhatian mereka.
Mereka selalu mengalami kesulitan dalam membaca aba-aba ( bahasa tubuh ) dan seringkali seseorang penyandang sindrom asperger mengalami kesulitan dalam menentukan dengan baik posisi badan dalam ruang ( orientasi ruang dan bentuk ). Karena memiliki perasaan terlalu sensitif yang berlebihan terhadap suara, rasa, penciuman dan penglihatan, mereka lebih menyukai pakaian yang lembut, makanan tertentu dan merasa terganggu oleh suatu keributan atau penerangan lampu yang mana orang normal tidak dapat mendengar atau melihatnya.
Penting untuk diperhatikan bahwa penyandang sindrom asperger memandang dunia dengan cara yang berlainan. Sebab itu, banyak perilaku yang aneh dan luar biasa yang disebabkan oleh perbedaan neurobiologi tersebut, bukan karena sengaja berlaku kasar atau berlaku tidak sopan dan yang lebih penting lagi adalah bukan dikarenakan hasil didikan orang tua yang tidak benar. Menurut definisi, penyandang sindrom asperger mempunyai IQ normal.
Banyak dari mereka walaupun tidak semua memperlihatkan pengecualian dalam keterampilan atau bakat di bidang tertentu. Karena mereka memiliki fungsionalitas tingkat tinggi serta bersifat naif, maka mereka dianggap eksentrik, aneh dan mudah dijadikan bahan untuk ejekan dan sering dipaksa temanya untuk berbuat sesuatu yang tidak senonoh. Walaupun perkembangan bahasa mereka kelihatannya normal, namun penyandang sindrom asperger sering tidak pragmatis dan prosodi. Perbendaharaan kata-kata mereka kadang sangat kaya dan beberapa anak sering dianggap sebagai profesor kecil. Namun mereka dapat menguasai literatur tapi sulit menggunakan bahasa dalam konteks sosial.
B. Sifat-sifat dalam belajar dan berperilaku pada murid penyandang Asperger antara lain:
- Sindrom Asperger merupakan suatu sifat khusus yang ditandai dengan kelemahan kualitatif dalam berinteraksi sosial. Sesorang penyandang Sindrom Asperger dapat bergaul dengan orang lain, namun dia tidak mempunyai keahlian berkomunikasi dan mereka akan mendekati orang lain dengan cara yang ganjil ( Klin & Volkmar, 1997 ). Mereka sering tidak mengerti akan kebiasaan sosial yang ada dan secara sosial akan tampak aneh, sulit ber-empati, dan salah menginterpretasikan gerakan-gerakan. Pengidap sindrom asperger sulit dalam berlajar bersosialisasi serta memerlukan suatu instruksi yang jelas untuk dapat bersosialisasi.
- Walaupun anak-anak penyandang sindrom asperger biasanya berbicara lancar saat mencapai usia
- Cara berbicaranya kurang bervariasi dalam hal tinggi rendahnya suara, tekanan dan irama, dan, bila murid tersebut telah mencapai usia lebih dewasa, cara berbicaranya sering terlalu formal. Kesulitan dalam berkomunikasi sosial dapat terlihat dari cara berdiri yang terlalu dekat dengan orang lain, memandang lama, postur tubuh yang tidak normal, dan tak dapat memahami gerakan-gerakan dan ekspresi wajah.
- Murid penyandang sindrom asperger memiliki kemampuan intelegensi normal sampai di atas rata-rata, dan terlihat berkemampuan tinggi. Kebanyakan dari mereka cakap dalam memperdalam ilmu pengetahuan dan sangat menguasai subyek yang mereka sukai pernah pelajari. Namun mereka lemah dalam hal pengertian dan pemikiran abstrak, juga dalam pengenalan sosial. Sebagai akibatnya, mereka mengalami kesulitan akademis khususnya dalam kemampuan membaca dan mengerti apa yang dibaca, menyelesaikan masalah, kecakapan berorganisasi, pengembangan konsep, membuat kesimpulan dan menilai. Ditambah pula, mereka sering kesulitan untuk bersikap lebih fleksibel. Pemikiran mereka cenderung lebih kaku. Mereka juga sering kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan, atau menerima kegagalan yang dialaminya, serta tidak siap belajar dari kesalahan-kesalahanya (Attwood 1998).
- Diperkirakan bahwa 50% - 90% dari penyandang sindrom asperger mempunyai kesulitan dalam koordinasi motoriknya (Attwood 1998). Motorik yang terkena dalam hal melakukan gerakan yang berpindah-pindah ( locomotion ), kecakapan bermain bola, keseimbangan, cakap menggerakan sesuatu dengan tangan, menulis dengan tangan, gerak cepat, persendian lemah, irama serta daya mengikuti gerakan-gerakan.
- Seorang penyandang sindrom asperger memiliki kesamaan sifat dengan penyandang autisme yaitu dalam menanggapi rangsangan sensori. Mereka bisa menjadi hiper sensitif terhadap beberapa rangsangan tertentu dan akan terikat pada suatu perilaku yang tidak biasa dalam memperoleh suatu rangsangan sensori yang khusus.
- Seorang penyandang sindrom asperger biasanya kelihatan seperti tidak memperhatikan lawan bicara, mudah terganggu konsentrasinya dan dapat atau pernah dikategorikan sebagai penyandang ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder ) sewaktu di-diagnosa dalam masa kehidupan mereka (Myles & Simpson, 1998).
- Rasa takut yang berlebihan juga merupakan salah satu sifat yang dihubungkan dengan penyandang sindrom asperger. Mereka akan sulit belajar menyesuaikan diri dengan tuntutan bersosialisasi di sekolah. Instruksi yang baik dan benar akan membantu meringankan tekanan-tekanan yang dialaminya.
Sumber:
mom.chemistry.talk
Selasa, 11 Mei 2010
Besarnya Pengaruh Sentuhan Mental Terhadap Ana
Sumber:
Koran Jakarta ( 24 Februari 2010 )
Penyeimbang Otak Kanan dan Otak Kiri
Sumber:
KoranMembangun Motivasi
Banyak anggapan motivasi adalah pemberian, “saya butuh dimotivasi dahulu, baru saya akan berubah”. Kalau tidak berubah, dengan mudahnya kita menyalahkan situasi dan keadaan atas kondisi keterpurukan yang kita alami. Sehingga kita merasa perlu untuk dipengaruhi, diajak untuk membangkitkan kembali semangat kita untuk bisa kembali kepada keadaan semula. Terkadang kita masih menyerahkan keadaan kita kepada orang lain, sehingga menganggap bahwa orang lainlah yang bertanggung jawab atas hidup kita.
Butuh suatu kesadaran akan perlu adanya perubahan yang dilakukan, dimana perubahan itu merupakan pilihan kita bukan pilihan orang lain. Kita bisa belajar dari pengalaman hidup motivator, misalnya Andrie Wongso dimana ia mampu menginspirasikan orang lain berdasarkan pilihannya untuk tidak mudah putus asa dan membuat segala sesuatu yang dihadapinya menjadi luar biasa. Banyak dari para motivator yang berusaha mencari SINGA yang tidur di dalam dirinya. Cara membangkitkannya adalah mengetahui karakteristik pribadi, gali motivasi, kenali minat dan potensi yang dimiliki, dan cari sarana dan wadah yang selaras dengan ketiga hal di atas.
- Kepribadian
Manusia sebagai individu yang unik, memiliki kelemahan dan kelebihan yang berbeda-beda. Namun sebagian besar orang masih belum menyadari secara spesifik jenis dan karakter kepribadian mereka. Sehingga banyak muncul adanya kebimbangan dalam diri, tertekan karena merasa terjebak dalam pekerjaan atau kegiatan yang tidak sesuai, selalu gagal dalam melakukan sesuatu, tidak pernah dipromosi, dan sebagainya. Untuk itu, perlu terlebih dahulu kita memahami bagaimana karakter kita, kekuatan dan kelemahan pribadi yang kita miliki.
- Motivasi
Dalam bekerja atau melakukan sesuatu, pasti ada dorongan yang kita sebut motivasi. Motivasi dapat berasal dari dalam diri kita atau dari luar. Menurut Abraham Maslow, motivasi didasari adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan kita, mulai dari yang palind dasar yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan yang terakhir kebutuhan akan aktualisasi diri. Setelah paham akan kelemahan dan kelebihan kita, sadari bahwa itu semua tidak cukup jika tidak disalurkan.
Pemberdayaan SINGA tidak akan optimal tanpa adanya AKSI dan tindakan tersebut secara aktif secara terus-menerus. Mengapa demikian? Karena hidup itu adalah proses belajar, kita perlu memupuk dan menjaga dorongan yang kita miliki agar kita tidak berhenti untuk maju. Misalnya dengan membaca buku-buku pengalaman hidup. Minat adalah sesuatu yang perlu kita perhatikan saat menentukan jenis aktivitas atau pekerjaan apa yang kita pilih. Seseorang akan menjadi mudah bosan, jenuh, dan tidak bahagia ketika melakukan kegiatan yang tidak ia sukai.
- Wadah dan Sarana
Agar SINGA semakin mengaum, maka kita butuh penyaluran berupa wadah atau sarana. Misalnya dengan melakukan pekerjaan, kegiatan pelayanan, kegiatan organisasi, dan sebagainya. Dalam melakukan kegiatan, kita akan berhubungan dengan berbagai macam karakter individu atau kelompok atau budaya yang beragam. Disinilah sarana kita untuk berlatih, saling memberikan energi dan belajar dari orang lain. Prinsip yang perlu diterapkan dalam melakukan interaksi antar individu adalah penerimaan dan berkembang bersama.
Artinya, dengan penerimaan kita bersedia untuk mengakui kelemahan dan kelebihan diri kita dan orang lain. Berkembang bersama artinya, dalam kebersamaan kita saling meningkatkan kemampuan diri, membantu dan belajar dari interaksi yang dilakukan. Satu hal yang penting adalah orang lain, terutama pemimpin perlu peka terhadap poin-poin di atas. Sehingga ia mampu memaksimalkan potensi timnya dan membuat tim yang dikelola menjadi bahagia. Pemimpin mampu membuat anak buahnya bertanggung jawab untuk melakukan tugasnya, dan anggota melaksanakan tanggung jawabnya dan mengambil keputusan berdasarkan kewenangannya.
Sumber:
OTC DIGEST edisi 34 TAHUN III 9 JUNI 2009.MENCEGAH KEKAMBUHAN KEJANG DEMAM
• Fungsi lumbar, adalah pemeriksaan cairan serebrospinal ( cairan yang ada di otak dank anal tulang belakang ), untuk meneliti kecurigaan terjadinya meningistis.
• EEG ( electroencephalogram ), adalah pemeriksaan gelombang otak, untuk meneliti ketidaknormalan gelombang.
• Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan untuk mencari sumber demam, tidak sekedar sebagai pemeriksaan rutin. Pemeriksaan yang dilakukan pada KD pertama, antara lain pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit, kalsium, fosfor, magnesium atau gula darah.
• Neuroimaging ( pencitraan system saraf ). Tidak dianjurkan pada KD yang terjadi untuk pertama kalinya.
Sumber:
OTC DIGEST edisi 34 TAHUN III 9 JUNI 2009.
Rabu, 07 April 2010
Autisme
- Definisi Autisme
Autisme adalah salah satu ( yang paling dikenal ) diantara beberapa gangguan perkembangan pervasif yang ditandai dengan keterlambatan dan gangguan yang parah pada beberapa area perkembangan, seperti pada interaksi sosial, komunikasi, dengan orang lain, perilaku bermain, aktivitas sosial, dan minat sehari-hari. Beberapa penyandang autisme juga mengalami retardasi mental taraf sedang.
1. Harus ada sedikitnya 6 gejala dari ( a ), ( b ), dan ( c ) dengan minimal 2 gejala dari ( a ) dan masing-masing 1 gejala dari ( b ) dan ( c ).
Secara lebih jelas DSM-IV mendefinisikan autisme dengan kriteria berikut:
- Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.
Minimal harus ada 2 gejala dari gejala di bawah ini:
- Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai; kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik yang kurang terarah
- Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
- Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
- Kurangnya hubungan emosi dan sosial yang timbal balik
- Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi, seperti ditunjukkan oleh minimal satu dari gejala-gejala berikut:
- Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang ( tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara )
- Bila bisa bicara, biasanya tidak di pakai untuk berkomunikasi
- Sering menggunakan bahasa yang aneh-aneh dan di ulang-ulang
- Cara bermain kurang bervariasi, kurang imajinasi, dan kurang bisa meniru
- Memiliki pola yang dipertahankan dan di ulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Sedikitnya harus ada satu dari gejala berikut ini:
- Mempertahankan 1 minat atau lebih, dengan cara yang khas dan berlebih-lebihan
- Terpaku pada kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
-
- Sering terpukau pada bagian-bagian benda tertentu
- Sebelum umur tiga tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang:
- Interaksi sosial
- Berbicara dan berbahasa
- Cara bermain yang kurang variatif
- Bukan disebabkan oleh sindroma Rett atau gangguan disintergrasi masa kanak-kanak.
2. Terapi Untuk Anak Autisme
Penatalaksaan yang terpadu harus segera dilakukan jika diagnosa autisme sudah ditegakkan. Dengan tata laksana yang terpadu dan intensif gejala-gejala autisme dapat dikuranngi, bahkan mungkin dihilangkan sehingga penyandangnya diharapkan dapat hidup mandiri dan berbaur dengan masyarakat.
3.Faktor Penentu Keberhasilan Terapi Autisme
* Berat atau ringannya gejala. Semakin berat gejala, terapi semakin sulit berhasil.
* Usia saat mulai terapi. Semakin besar usia anak ketika mulai diterapi maka keberhasilannya semakin menurun.
* Kecerdasan anak. Anak yang mengalami retardasi mental tentu saja memerlukan waktu dan intensitas terapi yang lebih besar dibandingkan penyandang autisme dengan kecerdasan normal.
* Kemampuan berbicara dan berbahasa. Tidak semua penyandang autisme dapat mengembangkan fungsi bicara dan bahasanya. Bagi mereka yang fungsi bahasa dan bicaranya berkembang lebih baik tentu saja proses terapinya lebih mudah.
* Intensitas terapi. Terapi yang lebih sering cenderung akan lebih berhasil.
4. Terapi Pada Anak Autisme
Terapi pada anak autisme yang sebaiknya dilaksanakan secara terpadu antara lain:
- Terapi medikametosa ( terapi dengan obat-obatan )
- Terapi wicara
- Terapi perilaku
- Pendidikan Khusus
- Terapi okupasi ( jika perlu )
Sumber:
Psikologi anak ( Lusi Nuryati,