- Definisi Autisme
Autisme adalah salah satu ( yang paling dikenal ) diantara beberapa gangguan perkembangan pervasif yang ditandai dengan keterlambatan dan gangguan yang parah pada beberapa area perkembangan, seperti pada interaksi sosial, komunikasi, dengan orang lain, perilaku bermain, aktivitas sosial, dan minat sehari-hari. Beberapa penyandang autisme juga mengalami retardasi mental taraf sedang.
1. Harus ada sedikitnya 6 gejala dari ( a ), ( b ), dan ( c ) dengan minimal 2 gejala dari ( a ) dan masing-masing 1 gejala dari ( b ) dan ( c ).
Secara lebih jelas DSM-IV mendefinisikan autisme dengan kriteria berikut:
- Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.
Minimal harus ada 2 gejala dari gejala di bawah ini:
- Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai; kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik yang kurang terarah
- Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
- Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
- Kurangnya hubungan emosi dan sosial yang timbal balik
- Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi, seperti ditunjukkan oleh minimal satu dari gejala-gejala berikut:
- Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang ( tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara )
- Bila bisa bicara, biasanya tidak di pakai untuk berkomunikasi
- Sering menggunakan bahasa yang aneh-aneh dan di ulang-ulang
- Cara bermain kurang bervariasi, kurang imajinasi, dan kurang bisa meniru
- Memiliki pola yang dipertahankan dan di ulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Sedikitnya harus ada satu dari gejala berikut ini:
- Mempertahankan 1 minat atau lebih, dengan cara yang khas dan berlebih-lebihan
- Terpaku pada kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
-
- Sering terpukau pada bagian-bagian benda tertentu
- Sebelum umur tiga tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang:
- Interaksi sosial
- Berbicara dan berbahasa
- Cara bermain yang kurang variatif
- Bukan disebabkan oleh sindroma Rett atau gangguan disintergrasi masa kanak-kanak.
2. Terapi Untuk Anak Autisme
Penatalaksaan yang terpadu harus segera dilakukan jika diagnosa autisme sudah ditegakkan. Dengan tata laksana yang terpadu dan intensif gejala-gejala autisme dapat dikuranngi, bahkan mungkin dihilangkan sehingga penyandangnya diharapkan dapat hidup mandiri dan berbaur dengan masyarakat.
3.Faktor Penentu Keberhasilan Terapi Autisme
* Berat atau ringannya gejala. Semakin berat gejala, terapi semakin sulit berhasil.
* Usia saat mulai terapi. Semakin besar usia anak ketika mulai diterapi maka keberhasilannya semakin menurun.
* Kecerdasan anak. Anak yang mengalami retardasi mental tentu saja memerlukan waktu dan intensitas terapi yang lebih besar dibandingkan penyandang autisme dengan kecerdasan normal.
* Kemampuan berbicara dan berbahasa. Tidak semua penyandang autisme dapat mengembangkan fungsi bicara dan bahasanya. Bagi mereka yang fungsi bahasa dan bicaranya berkembang lebih baik tentu saja proses terapinya lebih mudah.
* Intensitas terapi. Terapi yang lebih sering cenderung akan lebih berhasil.
4. Terapi Pada Anak Autisme
Terapi pada anak autisme yang sebaiknya dilaksanakan secara terpadu antara lain:
- Terapi medikametosa ( terapi dengan obat-obatan )
- Terapi wicara
- Terapi perilaku
- Pendidikan Khusus
- Terapi okupasi ( jika perlu )
Sumber:
Psikologi anak ( Lusi Nuryati,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar