Minggu, 27 Desember 2009

problem solving

Tahapan pemecahan masalah adalah penafsiran atau mendefinisikann masalah. Hal ini menarik bagi kita untuk melangkah ke depan dan mencoba memecahkan suatu masalah hanya berdasarkan hal-hal yang sebagaimana disajikan, meski impuls sering memandu atau memberi petunjuk kita untuk pemecahan masalah yang kurang baik. Sebagai contoh, saya adalah seorang individu yang memiliki karakteristik manja, sensitif, dan agak boros. Setiap kali pulang dan pergi sekolah selalu di jemput, kemana-mana pun selalu begitu. Hal itu berlangsung dari saya mulai usia lima tahun ketika masih TK sampai saya lulus SMA. Kedengerannya memang agak aneh, sampai saat usia itu saya masih saja di antar jemput. Selalu didampingi oleh mamah, pokoknya apa-apa mamah terus.Di marahin dan di kasarin sedikit pasti langsung nangis, itu yang membuat saya sampai sekarang menjadi orang yang sensitif.
Tidak bisa apabila ada orang lain sedikit saja berkata kasar, bagi saya itu merupakan suatu kata-kata yang menyakitkan. Apalagi bila ada orang yang tanpa sengaja bermain fisik, misalnya ngatain saya orangnya gendut dan doyan makan. Bisa-bisa saya langsung nangis dan terpukul sekali. Walaupun tujuan orang itu hanya sekedar bercanda semata. Ada masalah sedikit saja pasti langsung nangis, berperasaan banget saya ini. Kadang- kadang sampai sakit kalau saya memikirkan masalah yang tak kunjung reda. Tidak di pikirin tetapi kepikiran, kadang jadi bingumg sendiri. Saya juga termasuk orang yang boros tetapi tidak terlalu berlebihan. Terutama dalam hal makanan, karena hobi saya makan, jalan-jalan, dan membaca. Kemanapun saya pasti mencicipi makanan yang belum pernah saya rasakan.
Mulai dari harga yang murah sampai harga yang agak mahal, tidak memikirkan berapa budget yang dikeluarkan. Bisa di bilang berwisata kuliner, jalan-jalan sekaligus makan-makan. Tidak peduli dimana tempatnya, asalkan bentuknya terlihat unik dan enak. Sambil jalan-jalan biasanya saya sering membeli hal-hal yang tidak terduga, suka dengan sesuatu barang tapi bukan di lihat dari segi kegunaanya tetapi di lihat dari rasa tertarik dan kepuasan semata. Kalau sudah di beli sampai di rumah cuma menjadi pajangan yang tidak terpakai seperti barang bekas. Tidak lupa juga membeli buku bacaan, saya sangat tertarik dengan biografi seseorang dan kiat-kiat sukses yang kaitannya dengan kehidupan.
Suka dengan buku-buku tersebut, pasti langsung di beli. Karena bagi saya dengan membaca banyak sekali pengetahuan yang belum saya ketahui menjadi saya ketahui. Benar sekali apabila ada pepatah bilang, “membaca merupakan jendela dunia”. Ketiga hal tersebut sudah sangat melekat dalam hidup saya. Namun, dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, sedikit demi sedikit saya bisa memecahkan masalah itu semua. Tidak dengan cara instant, segala sesuatu butuh proses untuk ke tahap yang lebih baik. Cara pertama yang saya lakukan adalah, dengan cara mengurangi pengeluaran yang tidak begitu berguna. Bisa di bilang membatasi barang-barang apa saja yang saya beli, dengan menomor satukan kegunaan daripada kesenagan. Uang jajan yang mamah berikan sedikit demi sedikit saya tabung, walaupun tidak seberapa tetapi dari uang tabungan itu saya bisa membeli apa saja yang saya inginkan tanpa harus meminta lagi. Sedangkan manja dan sensitif, saya kurangi dengan cara tidak selalu berantung dengan orang lain. Kemana-mana sudah bisa pakai motor, baik kuliah maupun aktivitas lain.
Menghadapi orang lain pun sudah lebih siap daripada waktu-waktu sebelumnya. Karena saya sangat menyadari adanya keanekaragaman karakteristik individu yang beraneka ragam. Tergantung bagaimana cara saya menyikapi dan bersikap bijak dari masing-masing individu. Setiap individu adalah unik, kita tidak bisa menyalahkan segala sesuatu dari satu sudut pandang saja. Tetap jadi diri sendiri, tidak ikut apa kata orang lain. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadikan kelebihan sebagai motivasi tetapi jangan jadikan kekurangan menjadi suatu hal yang menghambat dalam proses menuju kesuksesan. Hal itu saya dapatkan dari kuliah psikologi, yang sudah saya jalani setahun lebih ini.

1 komentar:

  1. bagaimana caranya seseorang menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalahnya?

    BalasHapus