Tahapan pemecahan masalah adalah penafsiran atau mendefinisikann masalah. Hal ini menarik bagi kita untuk melangkah ke depan dan mencoba memecahkan suatu masalah hanya berdasarkan hal-hal yang sebagaimana disajikan, meski impuls sering memandu atau memberi petunjuk kita untuk pemecahan masalah yang kurang baik. Sebagai contoh, saya adalah seorang individu yang memiliki karakteristik manja, sensitif, dan agak boros. Setiap kali pulang dan pergi sekolah selalu di jemput, kemana-mana pun selalu begitu. Hal itu berlangsung dari saya mulai usia lima tahun ketika masih TK sampai saya lulus SMA. Kedengerannya memang agak aneh, sampai saat usia itu saya masih saja di antar jemput. Selalu didampingi oleh mamah, pokoknya apa-apa mamah terus.Di marahin dan di kasarin sedikit pasti langsung nangis, itu yang membuat saya sampai sekarang menjadi orang yang sensitif.
Tidak bisa apabila ada orang lain sedikit saja berkata kasar, bagi saya itu merupakan suatu kata-kata yang menyakitkan. Apalagi bila ada orang yang tanpa sengaja bermain fisik, misalnya ngatain saya orangnya gendut dan doyan makan. Bisa-bisa saya langsung nangis dan terpukul sekali. Walaupun tujuan orang itu hanya sekedar bercanda semata. Ada masalah sedikit saja pasti langsung nangis, berperasaan banget saya ini. Kadang- kadang sampai sakit kalau saya memikirkan masalah yang tak kunjung reda. Tidak di pikirin tetapi kepikiran, kadang jadi bingumg sendiri. Saya juga termasuk orang yang boros tetapi tidak terlalu berlebihan. Terutama dalam hal makanan, karena hobi saya makan, jalan-jalan, dan membaca. Kemanapun saya pasti mencicipi makanan yang belum pernah saya rasakan.
Mulai dari harga yang murah sampai harga yang agak mahal, tidak memikirkan berapa budget yang dikeluarkan. Bisa di bilang berwisata kuliner, jalan-jalan sekaligus makan-makan. Tidak peduli dimana tempatnya, asalkan bentuknya terlihat unik dan enak. Sambil jalan-jalan biasanya saya sering membeli hal-hal yang tidak terduga, suka dengan sesuatu barang tapi bukan di lihat dari segi kegunaanya tetapi di lihat dari rasa tertarik dan kepuasan semata. Kalau sudah di beli sampai di rumah cuma menjadi pajangan yang tidak terpakai seperti barang bekas. Tidak lupa juga membeli buku bacaan, saya sangat tertarik dengan biografi seseorang dan kiat-kiat sukses yang kaitannya dengan kehidupan.
Suka dengan buku-buku tersebut, pasti langsung di beli. Karena bagi saya dengan membaca banyak sekali pengetahuan yang belum saya ketahui menjadi saya ketahui. Benar sekali apabila ada pepatah bilang, “membaca merupakan jendela dunia”. Ketiga hal tersebut sudah sangat melekat dalam hidup saya. Namun, dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, sedikit demi sedikit saya bisa memecahkan masalah itu semua. Tidak dengan cara instant, segala sesuatu butuh proses untuk ke tahap yang lebih baik. Cara pertama yang saya lakukan adalah, dengan cara mengurangi pengeluaran yang tidak begitu berguna. Bisa di bilang membatasi barang-barang apa saja yang saya beli, dengan menomor satukan kegunaan daripada kesenagan. Uang jajan yang mamah berikan sedikit demi sedikit saya tabung, walaupun tidak seberapa tetapi dari uang tabungan itu saya bisa membeli apa saja yang saya inginkan tanpa harus meminta lagi. Sedangkan manja dan sensitif, saya kurangi dengan cara tidak selalu berantung dengan orang lain. Kemana-mana sudah bisa pakai motor, baik kuliah maupun aktivitas lain.
Menghadapi orang lain pun sudah lebih siap daripada waktu-waktu sebelumnya. Karena saya sangat menyadari adanya keanekaragaman karakteristik individu yang beraneka ragam. Tergantung bagaimana cara saya menyikapi dan bersikap bijak dari masing-masing individu. Setiap individu adalah unik, kita tidak bisa menyalahkan segala sesuatu dari satu sudut pandang saja. Tetap jadi diri sendiri, tidak ikut apa kata orang lain. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadikan kelebihan sebagai motivasi tetapi jangan jadikan kekurangan menjadi suatu hal yang menghambat dalam proses menuju kesuksesan. Hal itu saya dapatkan dari kuliah psikologi, yang sudah saya jalani setahun lebih ini.
Minggu, 27 Desember 2009
Jumat, 25 Desember 2009
bunuh diri
Terjun dari mal yang dilakukan empat orang setidaknya dalam dua pekan lalu membuat kita bertanya: ada apa? Di duga mereka terjun dari ketinggian gedung bertingkat di Jakarta, mereka meloncat karena sengaja bunuh diri. Fenomena di dalam masyarakat yang belum terpecahkan sampai saat ini. Sosiolog merumuskannya sebagai masyarakat sakit. Dalam kondisi sakit, perbuatan emosional apapun bisa terjadi. Kondisi ini menunjukkan hilangnya kontrol negara terhadap masyarakat. Supremasi hukum kendur, kekuatan moral hancur. Perilaku anarkis jadi akses demokratisasi.
Menurut teori psikoanalisis Husserl, keadaan ini disebabkan hilangnya kesadaran. Untuk menyembuhkan dilakukan dengan cara meringankan beban lewat pengenalan persoalan. Titik tolak eksistensialistis versi Sartre bersumber pada kesadaran keberadaan manusia-tidak mencukupi. Perlu dikenali faktor lingkungan, di mana kondisi tertentu ( exceptional conditions) yang mengakibatkan kesadaran eksistensial berlaku. Peristiwa emosi dijelaskan sebagai bentuk ketidaksadaran tidak mencukupi. Menyelesaikan persoalan dengan cara membedah persoalan internal kepribadian tidak memadai. Bunuh diri dan meluapkan kemarahan tidak sekedar persoalan emosi, tetapi juga faktor kondisi lingkungan. Analisis politis menyatakan keadaan serba genting (“zaman edan” versi Ranggawarsita) menunjukkan terlepasnya simpul-simpul kepemimpinan.
Kondisi sakit membuat semua tidak normal. Cara mengatasi persoalan tidak selesai dengan memperkenalkan persoalan personal, tetapi juga esensi persoalan lingkungan. Kondisi sakit harus diobati, memberikan janji hanya memperlambat harapan atau meredam emosi sesaat, bahkan memperburuk kondisi. Kasus bunuh diri yang marak belakangan ini, unjuk rasa dengan cara emosional, tidak selesai dengan membereskan persoalan internal pribadi masing-masing, tetapi juga perbaikan kondisi lingkungan. Ketegasan dan kesigapan pimpinan nasional sebagai cermin kepercayaan diri menjadi syarat. Membiarkan persoalan menyelesaikan masalahnya sendiri ibarat melepaskan kepercayaan dan tanggung jawab. Berpikir jernih dan bijak, saran yang positif, tidak diwarnai prasangka, merupakan rasa representasi tinggi.
Sekitar abad kedelapan Goethe, seorang penulis kesohor bertutur dalam novelnya, “ The Sorrows of Young Werther”. Dikisahkan sang tokoh protagonis, Werther sengaja mengakhiri hidup karena cintanya kepada tokoh utama perempuan gagal. Dalam waktu singkat novel tersebut beredar, tindakan Werther ditiru oleh banyak pembacanya dengan memakai pakaian dan cara mati yang serupa dilakukan dalam novel tersebut. Kejadian yang sempat menggemparkan bumi Eropa saat itu sehingga novel tersebut dilarang beredar. Dari situlah muncul istilah Werther effect, atau bunuh diri yang menjalar cepat bak penyakit menular ( contagious ). Mereka mengimitasi apa yang di baca, dilihat, atau didengar terutama bagi individu yang rentan.
Peniruan bunuh diri ( copycat suicide ) lebih tepat dipakai untuk mengistilahkan bunuh diri manjalar diantara kelompok teman, namun tak perlu berbeda dengan perilaku bunuh diri yang ditularkan lewat berbagai bentuk media. Begitu banyak bukti bahwa media mempunyai andil besar terhadap perilaku bunuh diri ( Fu & Yip, 2007 ). Umumnya remaja dan dewasa muda yang mempunyai faktor risikolah yang banyak mengimitasi perilaku bunuh diri dengan metode yang sama. Melompat dari gedung tinggi menjadi semacam tren akhir-akhir ini, baik di pusat perbelanjaan, gedung apartemen, menara tinggi maupun sejenisnya.
Mungkinkah pengelolaan gedung di Indonesia mulai bertindak dan berpikir seperti itu? Hal itu tidak boleh dianggap sepele, melihat banyak korban yang berjatuhan. Semua komponen masyarakat ikut bertanggung jawab. Mengenai peristiwa bunuh diri, seyogyanya media memberitahukan secara lebih bertanggung jawab, akurat, dan lebih sensitive memegang etika reportase. Hal penting lainnya, tidak perlu melakukan penyederhanaan penyebab masalah bunuh diri. Kerap kali media menyebutkan penyebab bunuh diri karena faktor tunggal, misalnya karena himpitan ekonomi atau masalah dengan pasangan.
Akibatnya, sekelompok orang yang mengalami “nasib” yang sama sudah terlintas mempunyai ide untuk mati, seakan diberikan justifikasi untuk melakukan hal yang sama. Lebih-lebih bila ada “model” yang biasa ditiru atau celebrity suicide di berbagai penjuru dunia. Tindakan bunuh diri bukanlah sesederhana yang sering kita bicarakan selama ini. Sebuah interaksi rumit yang terjalin antara faktor biologik, genetik, psikologik, sosiobudaya, ekonomi, masalah interpersonal, kepribadian, dan masalah psikiatrik bukan merupakan faktor tunggal. Perilaku bunuh diri menunjukkan salah satu indikator tingkat kesehatan mental yang buruk di masyarakat. Sembilah puluh persen perilaku bunuh diri berkaitan erat dengan masalah kesehatan mental dan kedaruratan medik.
Ketika faktor mendasar tak diatasi, jumlah kasus bunuh diri akan melambung karena faktor pemicunya kian menyeruak, membuat kehidupan seakan tersedak. Sudah saatnya pula masyarakat mulai bergerak menyediakan sarana bagi sekelompok orang yang seakan terperangkap dalam labirin suram. Jangan biarkan mereka merasa tak ada harapan. Kita bisa mengulurkan tangan untuk sekedar menampung kegundahan mereka, bukan menyalahkan, tetapi memberikan dukungan. Sebagian besar dari mereka terbukti mengurungkan niat bunuh dirinya ketika ada akses seseorang yang empatik, mau memahami, mendengarkan, dan menberi dukungan yang bisa menghilangkan keputusasaan. Penderitaan tak layak diselesaikan lewat jalan pintas.
Patut di ingat, yang meninggal hanyalah sebagian kecil dari perilaku bunuh diri yang diberitakan, yang baru berniat atau tidak fatal tentu jauh berlipat kali jumlahnya. Inilah fenomena gunung es taraf kesehatan mental yang memburuk. Seakan menjadi silent killer yang tak terendus sehingga kita alpa mengantisipasinya. Lembaga nirlaba semacam Samaritans atau Papyrus yang sudah berdiri di berbagai belahan dunia mungkin bisa di pungut sebagai bahan inspirasi dengan beberapa modifikasi lokal.
Lembaga yang bisa menjadi sumber informasi lengkap dan memberikan udara segar bagi orang-orang yang membutuhkan tempat bersandar. Memberikan secercah lentera bagi orang-orang yang sedang melihat penderitaan tanpa harapan. Bahwa ada hikmah di balik musibah, seperti yang digambarkan Pincus (1972) dengan indahnya:
The is no growth without pain and conflict/ The is no loss which cannot lead to gain…………….
Sumber:
Harian KOMPAS (19/12/09)
www.kompas.com
Menurut teori psikoanalisis Husserl, keadaan ini disebabkan hilangnya kesadaran. Untuk menyembuhkan dilakukan dengan cara meringankan beban lewat pengenalan persoalan. Titik tolak eksistensialistis versi Sartre bersumber pada kesadaran keberadaan manusia-tidak mencukupi. Perlu dikenali faktor lingkungan, di mana kondisi tertentu ( exceptional conditions) yang mengakibatkan kesadaran eksistensial berlaku. Peristiwa emosi dijelaskan sebagai bentuk ketidaksadaran tidak mencukupi. Menyelesaikan persoalan dengan cara membedah persoalan internal kepribadian tidak memadai. Bunuh diri dan meluapkan kemarahan tidak sekedar persoalan emosi, tetapi juga faktor kondisi lingkungan. Analisis politis menyatakan keadaan serba genting (“zaman edan” versi Ranggawarsita) menunjukkan terlepasnya simpul-simpul kepemimpinan.
Kondisi sakit membuat semua tidak normal. Cara mengatasi persoalan tidak selesai dengan memperkenalkan persoalan personal, tetapi juga esensi persoalan lingkungan. Kondisi sakit harus diobati, memberikan janji hanya memperlambat harapan atau meredam emosi sesaat, bahkan memperburuk kondisi. Kasus bunuh diri yang marak belakangan ini, unjuk rasa dengan cara emosional, tidak selesai dengan membereskan persoalan internal pribadi masing-masing, tetapi juga perbaikan kondisi lingkungan. Ketegasan dan kesigapan pimpinan nasional sebagai cermin kepercayaan diri menjadi syarat. Membiarkan persoalan menyelesaikan masalahnya sendiri ibarat melepaskan kepercayaan dan tanggung jawab. Berpikir jernih dan bijak, saran yang positif, tidak diwarnai prasangka, merupakan rasa representasi tinggi.
Sekitar abad kedelapan Goethe, seorang penulis kesohor bertutur dalam novelnya, “ The Sorrows of Young Werther”. Dikisahkan sang tokoh protagonis, Werther sengaja mengakhiri hidup karena cintanya kepada tokoh utama perempuan gagal. Dalam waktu singkat novel tersebut beredar, tindakan Werther ditiru oleh banyak pembacanya dengan memakai pakaian dan cara mati yang serupa dilakukan dalam novel tersebut. Kejadian yang sempat menggemparkan bumi Eropa saat itu sehingga novel tersebut dilarang beredar. Dari situlah muncul istilah Werther effect, atau bunuh diri yang menjalar cepat bak penyakit menular ( contagious ). Mereka mengimitasi apa yang di baca, dilihat, atau didengar terutama bagi individu yang rentan.
Peniruan bunuh diri ( copycat suicide ) lebih tepat dipakai untuk mengistilahkan bunuh diri manjalar diantara kelompok teman, namun tak perlu berbeda dengan perilaku bunuh diri yang ditularkan lewat berbagai bentuk media. Begitu banyak bukti bahwa media mempunyai andil besar terhadap perilaku bunuh diri ( Fu & Yip, 2007 ). Umumnya remaja dan dewasa muda yang mempunyai faktor risikolah yang banyak mengimitasi perilaku bunuh diri dengan metode yang sama. Melompat dari gedung tinggi menjadi semacam tren akhir-akhir ini, baik di pusat perbelanjaan, gedung apartemen, menara tinggi maupun sejenisnya.
Mungkinkah pengelolaan gedung di Indonesia mulai bertindak dan berpikir seperti itu? Hal itu tidak boleh dianggap sepele, melihat banyak korban yang berjatuhan. Semua komponen masyarakat ikut bertanggung jawab. Mengenai peristiwa bunuh diri, seyogyanya media memberitahukan secara lebih bertanggung jawab, akurat, dan lebih sensitive memegang etika reportase. Hal penting lainnya, tidak perlu melakukan penyederhanaan penyebab masalah bunuh diri. Kerap kali media menyebutkan penyebab bunuh diri karena faktor tunggal, misalnya karena himpitan ekonomi atau masalah dengan pasangan.
Akibatnya, sekelompok orang yang mengalami “nasib” yang sama sudah terlintas mempunyai ide untuk mati, seakan diberikan justifikasi untuk melakukan hal yang sama. Lebih-lebih bila ada “model” yang biasa ditiru atau celebrity suicide di berbagai penjuru dunia. Tindakan bunuh diri bukanlah sesederhana yang sering kita bicarakan selama ini. Sebuah interaksi rumit yang terjalin antara faktor biologik, genetik, psikologik, sosiobudaya, ekonomi, masalah interpersonal, kepribadian, dan masalah psikiatrik bukan merupakan faktor tunggal. Perilaku bunuh diri menunjukkan salah satu indikator tingkat kesehatan mental yang buruk di masyarakat. Sembilah puluh persen perilaku bunuh diri berkaitan erat dengan masalah kesehatan mental dan kedaruratan medik.
Ketika faktor mendasar tak diatasi, jumlah kasus bunuh diri akan melambung karena faktor pemicunya kian menyeruak, membuat kehidupan seakan tersedak. Sudah saatnya pula masyarakat mulai bergerak menyediakan sarana bagi sekelompok orang yang seakan terperangkap dalam labirin suram. Jangan biarkan mereka merasa tak ada harapan. Kita bisa mengulurkan tangan untuk sekedar menampung kegundahan mereka, bukan menyalahkan, tetapi memberikan dukungan. Sebagian besar dari mereka terbukti mengurungkan niat bunuh dirinya ketika ada akses seseorang yang empatik, mau memahami, mendengarkan, dan menberi dukungan yang bisa menghilangkan keputusasaan. Penderitaan tak layak diselesaikan lewat jalan pintas.
Patut di ingat, yang meninggal hanyalah sebagian kecil dari perilaku bunuh diri yang diberitakan, yang baru berniat atau tidak fatal tentu jauh berlipat kali jumlahnya. Inilah fenomena gunung es taraf kesehatan mental yang memburuk. Seakan menjadi silent killer yang tak terendus sehingga kita alpa mengantisipasinya. Lembaga nirlaba semacam Samaritans atau Papyrus yang sudah berdiri di berbagai belahan dunia mungkin bisa di pungut sebagai bahan inspirasi dengan beberapa modifikasi lokal.
Lembaga yang bisa menjadi sumber informasi lengkap dan memberikan udara segar bagi orang-orang yang membutuhkan tempat bersandar. Memberikan secercah lentera bagi orang-orang yang sedang melihat penderitaan tanpa harapan. Bahwa ada hikmah di balik musibah, seperti yang digambarkan Pincus (1972) dengan indahnya:
The is no growth without pain and conflict/ The is no loss which cannot lead to gain…………….
Sumber:
Harian KOMPAS (19/12/09)
www.kompas.com
Kamis, 24 Desember 2009
INsomnia
RENTAN PENYAKIT, PRODUKTIVITAS TURUN
Selain menurunkan daya tahan tubuh, insomnia berpengaruh pada stabilitas emosi. Penderita mudah terserang penyakit dan aktivitas sehari-hari bisa terganggu. Insomnia didefinisikan sebagai gangguan tidur yang dialami penderita, dengan gejala-gejala: merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus-menerus mengalami kesulitan untuk tidur. Selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat tidur kembali. Penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkan dan tidak dapat tidur kembali.Menurut dr. Rima, insomnia dibedakan menjadi susah tidur, selalu terbangun di tengah malam, dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan.
Sebagian pakar mengatakan, insomnia bukanlah suatu penyakit tapi hanya rambu-rambu bahwa penderita memiliki penyakit fisik atau masalah psikis.
Menurut studi Nino Murcia, belum pernah ditemukan insomnia yang hanya disebabkan olah satu faktor saja. Ada empat faktor penyebab insomnia, yakni: (1) masalah psikologis, (2) penyakit fisik seperti asma, rematik, dan penyakit lambung; penggunaan obat-obatan dan alkohol, (3) lingkungan yang mengganggu seperti bising, terlalu panas atau terlalu dingin, (4) kebiasaan buruk.
Insomnia jangka pendek, jika keluhan sulit tidur terjadi dalam 1-4 minggu. Menurut Dr. Nurmiati Amir, Sp.KJ, insomnia jenis ini disebabkan stress yang terus menerus atau akibat penyakit akut. Bila mengalami sulit tidur selama lebih dari 4 minggu, bisa jadi insomnia kronis telah menyerang. “Penyebabnya, karena terjadi perubahan pada struktur kimia otak dan hormon otak, serta terdapat gangguan psikiatrik”.Diperkirakan, setiap tahun 20-40% orang dewasa mengalami sulit tidur, 17% di antaranya mengalami masalah serius.
Menurut data Internasional of Sleep Disorder, prevalensi penyebab gangguan tidur adalah:
Penyakit asma ( 61-74%)
Gangguan pusat pernafasan ( 40-50% )
Kram kaki malam hari ( 16% )
Psikologis ( 15% )
Sindroma gelisah ( 5-15% )
Ketergantungan alkohol ( 10%)
Sindroma terlambat tidur ( 5-10%)
Depresi ( 65%)
Pikun ( 5%)
Gangguan perubahan jadwal kerja ( 2-5%)
Gangguan obstruksi sesak saluran nafas ( 1-2%)
Penyakit lambung ( <1%)
Narkolepsi atau mendadak tidur ( 0,03-0,16%)
Menurut Prof. Dr. HM Syamsulhadi, Sp.KJ, setidaknya ada lima jenis gangguan tidur yang sering dialami masyarakat, yakni: early insomnia, middle insomnia, late insomnia, intermittent insomnia dan total insomnia. Early insomnia yaitu, mengalami susah tidur. Middle insomnia dialami bila seseoran sering terbangun di sela tidur, meski bisa tidur pada waktunya. Late insomnia terjadi pada orang yang bisa tidur dengan mudah, tapi bangun lebih awal dari jamnya dan susah tidur lagi setelah tebangun. Intermittent insomnia, jika orang sering terbangun atau tidur terputus-putus. Total insomnia, jika orang tidak bisa tidur sama sekali.
Untuk pencegahan insomnia, Prof. Dadang Hawari menyarankan tidur dilakukan sebaiknya jangan kurang dari 6 jam/hari. Tidak masalah tidurnya dilakukan pada siang atau malam hari. Yang terpenting tidurnya bekualitas, ditandai dengan segar atau tidaknya saat bangun. “Meski tidur kurang dari 8 jam, tapi kalau saat terbangun tubuh terasa segar, itu bukan insomnia, “katanya dalam seminar New Treatment Option of Insomnia di Jakarta.
Saat mengalami insomnia, jangan mengkonsumsi obat penenang sembarangan. Perlu konsultasi dengan ahli untuk mendeteksi penyebab insomnia. Penderita disarankan konsultasi ke dokter lebih dahulu. Hal ini penting untuk mendeteksi apakah ada penyakit fisik atau emosional yang mendasarinya. Obat penenang hanya berfungsi sebagai pengobatan tambahan.
Untuk mengatasi gejala insomnia, dokter biasanya memberikan obat golongan sedatif-hipnotik. Tujuan pengobatan dengan obat-obatan sedatif-hipnotik bukan hanya untuk meningkatkan kualitas dan durasi tidur, tapi juga untuk menghilangkan periode terbangun saat tidur. Obat-obatan tersebut bekerja dengan menekan aktivitas susunan saraf pusat, sehingga menurunkan respons terhadap rangsangan emosi dan menenangkan.
Sedatif menekan reaksi terhadap perangsangan, terutama rangsangan emosi tanpa menimbulkan kantuk yang berat. Hipnotik menyebabkan kantik berat, mempermudah tidur dan mempertahankan tidur. Terapi dengan obat-obatan sedatif-hipnotik harus di mulai dari dosis kecil. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan dan over dosis. Rebound insomnia ( efek kebalikan insomnia justru menjadi resisten ) jika penghentian obat dilakukan secara mendadak.
Berbagai studi menunjukan, asupan magnesium dan kalsium yang cukup dapat menangkal insomnia. Dalam hal ini, magnesium berfungsi sebagai penenang pikiran. Perlu kecukupan asupan karbohidrat, karena karbohidrat terbukti dapat memacu pengeluaran serotin. Berupa neurotransmitter otak yang merangsang rasa kantuk. Segelas susu hangat juga terbukti dapat menjadi tidur lebih lelap.Susu banyak mengandung asam amino triptofan, yang dapat memacu pengeluaran serotin dan melatonin.
Beberapa jenis herbal juga dapat mengatasi insomnia, salah satunya adalah valerian yang merupakan tanaman asli dari Eropa, Amerika Utara dan Asia Barat. Valerian telah digunakan sebagai tanaman obat sejak 100 tahun yang lalu, terutama untuk masalah insomnia. Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan adalah rhizome dan akar. Efek utama valerian adalah untuk mengurangi waktu induksi tidur. Kemampuan menginduksi tidur, tergantung dari besarnya dosis yang di minum dan konsentrasi kandungan yang menjadi standarnya.
Referensi:
OTC DIGEST
Semijurnal farmasi n kesehatan
Selain menurunkan daya tahan tubuh, insomnia berpengaruh pada stabilitas emosi. Penderita mudah terserang penyakit dan aktivitas sehari-hari bisa terganggu. Insomnia didefinisikan sebagai gangguan tidur yang dialami penderita, dengan gejala-gejala: merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus-menerus mengalami kesulitan untuk tidur. Selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat tidur kembali. Penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkan dan tidak dapat tidur kembali.Menurut dr. Rima, insomnia dibedakan menjadi susah tidur, selalu terbangun di tengah malam, dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan.
Sebagian pakar mengatakan, insomnia bukanlah suatu penyakit tapi hanya rambu-rambu bahwa penderita memiliki penyakit fisik atau masalah psikis.
Menurut studi Nino Murcia, belum pernah ditemukan insomnia yang hanya disebabkan olah satu faktor saja. Ada empat faktor penyebab insomnia, yakni: (1) masalah psikologis, (2) penyakit fisik seperti asma, rematik, dan penyakit lambung; penggunaan obat-obatan dan alkohol, (3) lingkungan yang mengganggu seperti bising, terlalu panas atau terlalu dingin, (4) kebiasaan buruk.
Insomnia jangka pendek, jika keluhan sulit tidur terjadi dalam 1-4 minggu. Menurut Dr. Nurmiati Amir, Sp.KJ, insomnia jenis ini disebabkan stress yang terus menerus atau akibat penyakit akut. Bila mengalami sulit tidur selama lebih dari 4 minggu, bisa jadi insomnia kronis telah menyerang. “Penyebabnya, karena terjadi perubahan pada struktur kimia otak dan hormon otak, serta terdapat gangguan psikiatrik”.Diperkirakan, setiap tahun 20-40% orang dewasa mengalami sulit tidur, 17% di antaranya mengalami masalah serius.
Menurut data Internasional of Sleep Disorder, prevalensi penyebab gangguan tidur adalah:
Penyakit asma ( 61-74%)
Gangguan pusat pernafasan ( 40-50% )
Kram kaki malam hari ( 16% )
Psikologis ( 15% )
Sindroma gelisah ( 5-15% )
Ketergantungan alkohol ( 10%)
Sindroma terlambat tidur ( 5-10%)
Depresi ( 65%)
Pikun ( 5%)
Gangguan perubahan jadwal kerja ( 2-5%)
Gangguan obstruksi sesak saluran nafas ( 1-2%)
Penyakit lambung ( <1%)
Narkolepsi atau mendadak tidur ( 0,03-0,16%)
Menurut Prof. Dr. HM Syamsulhadi, Sp.KJ, setidaknya ada lima jenis gangguan tidur yang sering dialami masyarakat, yakni: early insomnia, middle insomnia, late insomnia, intermittent insomnia dan total insomnia. Early insomnia yaitu, mengalami susah tidur. Middle insomnia dialami bila seseoran sering terbangun di sela tidur, meski bisa tidur pada waktunya. Late insomnia terjadi pada orang yang bisa tidur dengan mudah, tapi bangun lebih awal dari jamnya dan susah tidur lagi setelah tebangun. Intermittent insomnia, jika orang sering terbangun atau tidur terputus-putus. Total insomnia, jika orang tidak bisa tidur sama sekali.
Untuk pencegahan insomnia, Prof. Dadang Hawari menyarankan tidur dilakukan sebaiknya jangan kurang dari 6 jam/hari. Tidak masalah tidurnya dilakukan pada siang atau malam hari. Yang terpenting tidurnya bekualitas, ditandai dengan segar atau tidaknya saat bangun. “Meski tidur kurang dari 8 jam, tapi kalau saat terbangun tubuh terasa segar, itu bukan insomnia, “katanya dalam seminar New Treatment Option of Insomnia di Jakarta.
Saat mengalami insomnia, jangan mengkonsumsi obat penenang sembarangan. Perlu konsultasi dengan ahli untuk mendeteksi penyebab insomnia. Penderita disarankan konsultasi ke dokter lebih dahulu. Hal ini penting untuk mendeteksi apakah ada penyakit fisik atau emosional yang mendasarinya. Obat penenang hanya berfungsi sebagai pengobatan tambahan.
Untuk mengatasi gejala insomnia, dokter biasanya memberikan obat golongan sedatif-hipnotik. Tujuan pengobatan dengan obat-obatan sedatif-hipnotik bukan hanya untuk meningkatkan kualitas dan durasi tidur, tapi juga untuk menghilangkan periode terbangun saat tidur. Obat-obatan tersebut bekerja dengan menekan aktivitas susunan saraf pusat, sehingga menurunkan respons terhadap rangsangan emosi dan menenangkan.
Sedatif menekan reaksi terhadap perangsangan, terutama rangsangan emosi tanpa menimbulkan kantuk yang berat. Hipnotik menyebabkan kantik berat, mempermudah tidur dan mempertahankan tidur. Terapi dengan obat-obatan sedatif-hipnotik harus di mulai dari dosis kecil. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan dan over dosis. Rebound insomnia ( efek kebalikan insomnia justru menjadi resisten ) jika penghentian obat dilakukan secara mendadak.
Berbagai studi menunjukan, asupan magnesium dan kalsium yang cukup dapat menangkal insomnia. Dalam hal ini, magnesium berfungsi sebagai penenang pikiran. Perlu kecukupan asupan karbohidrat, karena karbohidrat terbukti dapat memacu pengeluaran serotin. Berupa neurotransmitter otak yang merangsang rasa kantuk. Segelas susu hangat juga terbukti dapat menjadi tidur lebih lelap.Susu banyak mengandung asam amino triptofan, yang dapat memacu pengeluaran serotin dan melatonin.
Beberapa jenis herbal juga dapat mengatasi insomnia, salah satunya adalah valerian yang merupakan tanaman asli dari Eropa, Amerika Utara dan Asia Barat. Valerian telah digunakan sebagai tanaman obat sejak 100 tahun yang lalu, terutama untuk masalah insomnia. Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan adalah rhizome dan akar. Efek utama valerian adalah untuk mengurangi waktu induksi tidur. Kemampuan menginduksi tidur, tergantung dari besarnya dosis yang di minum dan konsentrasi kandungan yang menjadi standarnya.
Referensi:
OTC DIGEST
Semijurnal farmasi n kesehatan
Minggu, 20 Desember 2009
pola hidup sehat dengan tidur berkualitas
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang tak tergantikan. Tanpa disadari kita dapat merasakan hal yang kurang enak, bila kurang tidur. Tubuh menjadi lemas dan tidak bersemangat. Tidur nyenyak adalah dasar kuat untuk kesehatan mental dan fisik, “ujar David Simon, MD, direktur medis The Corpora Centre di Carlsbad, California, AS. Pada saat tidiur, organ-organ tubuh rileks dan beristirahat sehingga menetralkan kerusakan sel akibat kegiatan sehari-hari.
Menurut Dr. Neil B Kavey, direktur Sleep Disorder Center di Medic Centre Columbia-Presbyterian, New york, Amerika Serikat, “kurang tidur bisa berpengaruh fisik, yang menyebabkan kemampuan koordinasi tubuh menurun”. Kurang tidur juga mempengaruhi kepribadian dan rasa humor seseorang, mempengaruhi proses kognitif dan proses berpikir seseorang. “Otak orang yang kurang tidur seperti mesin yang bekerja dengan empat silinder, padahal seharusnya delapan silinder.
Sebagai kebutuhan yang teratur dan berulang, tidur memulihkan energi tubuh, khususnya kepada otak dan system saraf. Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut dengan irama srikandian. Manusia memakai sepertiga waktunya untuk tidur. Pada bayi baru lahir, total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, menurun 9-10 jam/hari pada umur di atas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.
Dalam The World Book Encyclopedia disebutkan, “tidur memulihkan energi tubuh, khususnya otak dan system saraf. Artinya, setiap orang butuh tidur untuk restorative, keseimbangan faali dan cadangan energi agar tetap bugar. Menurut para ahli, tidur yang bagus 8 jam/hari. Gangguan tidur diakibatkan karena ada penyakit fisik dan gangguan mental seperti stress, cemas, depresi dan psikosis. Manusia membutuhkan tidur untuk pembentukan sel-sel tubuh baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh beristirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh.
A. Tahapan Tidur
Pada permulaan tidur, denyut jantung menjadi lambat dan menjadi stabil, napas pendek pendek dan teratur. Tahap ini berlangsung dari 10 detik hingga 10 menit. Keadaan tidur tahap pertama disebut juga dengan gelombang alpha Tidur tahap kedua ditandai gelombang otak theta, yakni tidur mimpi. Gerakan dan ketegangan otot menurun, berlangsung sekitar 10-20 menit. Setelah 20-30 menit, kita memasuki tahap ketiga yaitu kombinasi theta dan delta. Tidur tahap keempat disebut juga dengan tidur lelap tanpa mimpi.
Dalam tidur delta, relaksasi otot terjadi sepenuhnya, tekanan darah menurun, denyut nadi dan pernafasan melambat. Pasokan darah ke otak berada pada batas minimal. Kondisi tidur normal selamanya dirasakan oleh seseorang yang akan tidur. Gangguan dan kesulitan sering menggangu, baik ketika memasuki tahap pertama tidur atau ketika tidur berlangsung. Akibatnya, menimbulkan kesulitan untuk memasuki tidur tenang.
B. Faktor-faktor pengatur tidur
Di otak kecil,terdapat bagian yang dinamai supra chiasmatic nucleus (SCN) yang terletak di atas persilangan saraf mata. Di sini terdapat irama sirkandian yang merupakan mekanisme khusus yang berfungsi mengatur siklus jam biologis agar peka terhadap perubahan cahaya. Karena dengan adanya cahaya maka kerja irama sirkandian tidak stabil. Tubuh di paksa untuk menolak tidur dan terus memaksa beraktivitas hingga malam hari, sehingga menyebabkan gangguan tidur. Kadar hormon berbeda-beda pada tiap orang yang dipengaruhi oleh gaya hidup, pola makan, mental dan psikologis.
Beberapa hormon yang memberi pengaruh terhadap tidur, antara lain:
Noradrenaline/adrenaline, berfungsi untuk merangsang atau memperpanjang kondisi terjaga.
Dopamin, berfungsi pengaturan gerak, terutama memberi rasa segar da penuh semangat.
Asetilkolin, mengaktifkan otak dan meningkatkan kebugaran.
GABA ( Gamma Amino Butyric Acid) bertugas menghambat status terjaga.
Adenosin hormone, bisa merangsang tidur.
Serotonin, bertugas memberikan efek menenangkan dan menyiapkan tak serta tubuh untuk tahap tidur lebih dalam.
Melatonin, sangat berperan dalam proses tidur berkualitas seseorang.
LINGKUNGAN
Dengan sentuhan sederhana atau mewah, lingkungan dapat memberikan manfaat besar, yaitu menciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
• Tempat tidur
Tempat tidur yang baik adalah tempat tidur yang membuat kita saat terbangun dari tidur, tidak disertai rasa sakit disekitar tubuh.
• Bantal
Bantal yang baik adalah yang mampu menopang kepala dan memosisikan leher yang baik terhadap tubuh.
• Suara
Suara yang memiliki irama lembut, cenderung akan memberikan rasa nyaman sehingga dapat memberikan rasa kantuk. Musik dengan tempo keras justru merugikan, karena dapat membuat seseorang sulit merasa kantuk.
• Jurnal tidur
Jurnal tidur adalah catatan penting yang dapat memberikan petunjuk masalah tidur. Dengan jurnal tidur, pola tidur dan jam biologis akan dipandu baik. Tujuannya untuk mengetahui porsi kegiatan yang telah dijalankan hingga kita tertidur.
C. TERAPI
Untuk mengatasi gangguan tidur setidaknya ada tiga macam terapi: biologic, psikologis dan sosial. Terapi biologic di antaranya terapi kausalitas ( di cari penyebabnya dan diatasi ), terapi simptomatis ( mencermati gejala) dan terapi kombinasi. Terapi psikologik, yang bisa dilakukan antara lain psikoretapi suportif, kognitif, psiko-dinamik, perilaku dan psikoterapi keluarga. Terapi sosial dilakukan dengan menyelesaikan masalah yang menjadi sumber stress ( stressor ). Misalnya perkawinan, problem dengan orang tua, hubungan interpersonal, pekerjaan, lingkungan hidup, keuangan dan faktor keluarga.
D. TIPS TIDUR NYENYAK
1. PERHATIKAN kebersihan,seperti cuci muka, cuci kaki dan kebersihan bagian tubuh lain.
2. USAHAKAN menetapkan waktu tidur dan bangun. Biasakan menepati jadwal, agar pola tidur anda normal kembali, hindari tidur siang.
3. LAKUKAN olahraga di siang atau sore hari, agar fisik anda lebih lelah yang memudahkan istirahat atau tidur.
4. HENTIKAN minum kopi, the, cola, dan minuman lain yang mengandung kafein, terutama di sore atau malam hari.
5. HINDARI konsumsi alcohol berlebihan.
6. MINUM minuman hangat pada jam menjelang tidur.
7. HINDARI makan terlalu kenyang atau terlalu sedikit, karena akan membuat perut merespons secara tidak normal.
8. BILA bekerja di sore hari, berhentilah setidaknya 1 jam sebelum tidur.
9. ATUR cahaya lampu kamar tidur menjadi remang-remang, ketika akan tidur.
10. JANGAN menggunakan obat tidur tanpa anjuran dokter.
Referensi:
Semijurnal farmasi dan kedokteran
ETHICAL DIGEST
OTC DIGEST
Menurut Dr. Neil B Kavey, direktur Sleep Disorder Center di Medic Centre Columbia-Presbyterian, New york, Amerika Serikat, “kurang tidur bisa berpengaruh fisik, yang menyebabkan kemampuan koordinasi tubuh menurun”. Kurang tidur juga mempengaruhi kepribadian dan rasa humor seseorang, mempengaruhi proses kognitif dan proses berpikir seseorang. “Otak orang yang kurang tidur seperti mesin yang bekerja dengan empat silinder, padahal seharusnya delapan silinder.
Sebagai kebutuhan yang teratur dan berulang, tidur memulihkan energi tubuh, khususnya kepada otak dan system saraf. Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut dengan irama srikandian. Manusia memakai sepertiga waktunya untuk tidur. Pada bayi baru lahir, total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, menurun 9-10 jam/hari pada umur di atas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.
Dalam The World Book Encyclopedia disebutkan, “tidur memulihkan energi tubuh, khususnya otak dan system saraf. Artinya, setiap orang butuh tidur untuk restorative, keseimbangan faali dan cadangan energi agar tetap bugar. Menurut para ahli, tidur yang bagus 8 jam/hari. Gangguan tidur diakibatkan karena ada penyakit fisik dan gangguan mental seperti stress, cemas, depresi dan psikosis. Manusia membutuhkan tidur untuk pembentukan sel-sel tubuh baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh beristirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh.
A. Tahapan Tidur
Pada permulaan tidur, denyut jantung menjadi lambat dan menjadi stabil, napas pendek pendek dan teratur. Tahap ini berlangsung dari 10 detik hingga 10 menit. Keadaan tidur tahap pertama disebut juga dengan gelombang alpha Tidur tahap kedua ditandai gelombang otak theta, yakni tidur mimpi. Gerakan dan ketegangan otot menurun, berlangsung sekitar 10-20 menit. Setelah 20-30 menit, kita memasuki tahap ketiga yaitu kombinasi theta dan delta. Tidur tahap keempat disebut juga dengan tidur lelap tanpa mimpi.
Dalam tidur delta, relaksasi otot terjadi sepenuhnya, tekanan darah menurun, denyut nadi dan pernafasan melambat. Pasokan darah ke otak berada pada batas minimal. Kondisi tidur normal selamanya dirasakan oleh seseorang yang akan tidur. Gangguan dan kesulitan sering menggangu, baik ketika memasuki tahap pertama tidur atau ketika tidur berlangsung. Akibatnya, menimbulkan kesulitan untuk memasuki tidur tenang.
B. Faktor-faktor pengatur tidur
Di otak kecil,terdapat bagian yang dinamai supra chiasmatic nucleus (SCN) yang terletak di atas persilangan saraf mata. Di sini terdapat irama sirkandian yang merupakan mekanisme khusus yang berfungsi mengatur siklus jam biologis agar peka terhadap perubahan cahaya. Karena dengan adanya cahaya maka kerja irama sirkandian tidak stabil. Tubuh di paksa untuk menolak tidur dan terus memaksa beraktivitas hingga malam hari, sehingga menyebabkan gangguan tidur. Kadar hormon berbeda-beda pada tiap orang yang dipengaruhi oleh gaya hidup, pola makan, mental dan psikologis.
Beberapa hormon yang memberi pengaruh terhadap tidur, antara lain:
Noradrenaline/adrenaline, berfungsi untuk merangsang atau memperpanjang kondisi terjaga.
Dopamin, berfungsi pengaturan gerak, terutama memberi rasa segar da penuh semangat.
Asetilkolin, mengaktifkan otak dan meningkatkan kebugaran.
GABA ( Gamma Amino Butyric Acid) bertugas menghambat status terjaga.
Adenosin hormone, bisa merangsang tidur.
Serotonin, bertugas memberikan efek menenangkan dan menyiapkan tak serta tubuh untuk tahap tidur lebih dalam.
Melatonin, sangat berperan dalam proses tidur berkualitas seseorang.
LINGKUNGAN
Dengan sentuhan sederhana atau mewah, lingkungan dapat memberikan manfaat besar, yaitu menciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
• Tempat tidur
Tempat tidur yang baik adalah tempat tidur yang membuat kita saat terbangun dari tidur, tidak disertai rasa sakit disekitar tubuh.
• Bantal
Bantal yang baik adalah yang mampu menopang kepala dan memosisikan leher yang baik terhadap tubuh.
• Suara
Suara yang memiliki irama lembut, cenderung akan memberikan rasa nyaman sehingga dapat memberikan rasa kantuk. Musik dengan tempo keras justru merugikan, karena dapat membuat seseorang sulit merasa kantuk.
• Jurnal tidur
Jurnal tidur adalah catatan penting yang dapat memberikan petunjuk masalah tidur. Dengan jurnal tidur, pola tidur dan jam biologis akan dipandu baik. Tujuannya untuk mengetahui porsi kegiatan yang telah dijalankan hingga kita tertidur.
C. TERAPI
Untuk mengatasi gangguan tidur setidaknya ada tiga macam terapi: biologic, psikologis dan sosial. Terapi biologic di antaranya terapi kausalitas ( di cari penyebabnya dan diatasi ), terapi simptomatis ( mencermati gejala) dan terapi kombinasi. Terapi psikologik, yang bisa dilakukan antara lain psikoretapi suportif, kognitif, psiko-dinamik, perilaku dan psikoterapi keluarga. Terapi sosial dilakukan dengan menyelesaikan masalah yang menjadi sumber stress ( stressor ). Misalnya perkawinan, problem dengan orang tua, hubungan interpersonal, pekerjaan, lingkungan hidup, keuangan dan faktor keluarga.
D. TIPS TIDUR NYENYAK
1. PERHATIKAN kebersihan,seperti cuci muka, cuci kaki dan kebersihan bagian tubuh lain.
2. USAHAKAN menetapkan waktu tidur dan bangun. Biasakan menepati jadwal, agar pola tidur anda normal kembali, hindari tidur siang.
3. LAKUKAN olahraga di siang atau sore hari, agar fisik anda lebih lelah yang memudahkan istirahat atau tidur.
4. HENTIKAN minum kopi, the, cola, dan minuman lain yang mengandung kafein, terutama di sore atau malam hari.
5. HINDARI konsumsi alcohol berlebihan.
6. MINUM minuman hangat pada jam menjelang tidur.
7. HINDARI makan terlalu kenyang atau terlalu sedikit, karena akan membuat perut merespons secara tidak normal.
8. BILA bekerja di sore hari, berhentilah setidaknya 1 jam sebelum tidur.
9. ATUR cahaya lampu kamar tidur menjadi remang-remang, ketika akan tidur.
10. JANGAN menggunakan obat tidur tanpa anjuran dokter.
Referensi:
Semijurnal farmasi dan kedokteran
ETHICAL DIGEST
OTC DIGEST
Sabtu, 19 Desember 2009
Sleep Paralysis
Sleep paralysis tidak ada hubungan dengan mistis. Gangguan fisik dan psikologis bisa menyebabkan orang mengalami gangguan tidur.
Sleep paralysis adalah suatu keadaan, ketika seseorang merasa sesak napas seperti di cekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak saat akan tidur atau bangun tidur. Hampir semua orang pernah mengalaminya, hal ini bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Rata-rata pertama kali seseorang mengalami gangguan tidur ini di usia 14-17 tahun. Sleep paralysis (tindihan) bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit, dan umumnya tidak berbahaya. Kejadian menarik saat tindihan adalah penderita sering mengalami halusinasi.
Seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, bila fenomena ini dikaitkan dengan hal mistis. Memori yang menakutkan itu dapat bertahan lama dalam ingatan seseorang, yang dapat berakibat fatal. Diduga, ada hubungan antara sleep paralysis dengan faktor genetik. Tapi hal ini masih menjadi bahan perdebatan bagi sebagian orang. Di dunia barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul.
Dalam beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat yang menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas. Pada orang dengan sleep paralysis, tahapannya langsung meloncat ke tahap mimpi ( REM ). Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM, tubuh belum siap disinilah sleep paralysis terjadi. Rapid Eye Movement (REM) dimana bola mata bergerak cepat. Pada tidur REM, terdapat fluktuasi luas dari tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi nafas.
Kondisi ini biasanya dipicu oleh suatu hal yan tidak terkontrol, yang menyebabkan stress hingga terbawa mimpi. Hal ini yang dapat mempengaruhi terjadinya sleep paralysis adalah lingkungan kerja. Misalnya, penderita bekerja shift sehingga kurang tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur. Sleep paralysis juga merupakan tanda-tanda narkolepsi ( serangan tidur mendadak tanpa rasa kantuk ), sleep apnea ( mendengur), kecemasan dan depresi.
A. Penyebab sleep paralysis
Sebagian besar orang menganggap, gangguan tidur itu hal biasa. Sebenarnya, gangguan tidur berdampak buruk bagi tubuh. Sebuah penelitian di Universitas Pennsylvnnia menunjukkan bahwa gangguan tidur, seperti kurang tidur sama bahayanya dengan tidak tidur. Karena hal itu bisa menimbulkan masalah kesehatan, antara lain:
Obesitas
Ketika jumlah pengeluaran hormone menurun, kesempatan bertambah berat badan meningkat.
Tekanan darah
Akibat kurang tidur, dapat memicu hipertensi dan masalah kardiovaskuler.
Diabetes
Kemampuan tubuh menggunakan insulin dapat terganggu, akibat kurang tidur sehingga memicu diabetes.
Penelitian di Standford yang menunjukkan bahwa:
• Beberapa orang yang memiliki kebiasaan tidur tidak teratur sering mengalami sleep paralysis.
• Sebuah studi menunjukkan, 35% orang yang biasa mengalami sleep paralysis kadangkala juga mengalami kepanikan saat bangun tidur atau terjaga, akibat mimpi atau kebisingan.
• Sebanyak 16% orang yang biasa mengalami sleep paralysis juga terbukti mudah panik, walau presentasenya tidak cukup kuat untuk menghubungkannya.
Bagaimana cara mencegahnya?
Pencegahan ketindihan dapat dimulai dengan mengatur pola tidur yang sehat, antara lain:
1. Tidur yang cukup, tidak berlebihan.
2. Hindari tidur diwaktu pagi dan sore.
3. Olahraga teratur ( hindari waktu olahraga yang berdekatan dengan waktu tidur
4. Kurangi stress.
5. Tidur dengan waktu teratur.
Kondisi sleep paralysis banyak terjadi pada orang kurang tidur atau kelelahan, yang disebut hypnagogic hallucination yaitu suatu kondisi saat kita satengah sadar menjelang tidur. Siapa saja bisa mengalaminya, tidak harus memiliki gangguan tidur. Perlu diketahui juga, sleep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang ( wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga ridur). Itu sebabnya, kta perlu mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan itu.
Referensi:
www.wikipedia.com
semijurnal farmasi dan kedokteran
Sleep paralysis adalah suatu keadaan, ketika seseorang merasa sesak napas seperti di cekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak saat akan tidur atau bangun tidur. Hampir semua orang pernah mengalaminya, hal ini bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Rata-rata pertama kali seseorang mengalami gangguan tidur ini di usia 14-17 tahun. Sleep paralysis (tindihan) bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit, dan umumnya tidak berbahaya. Kejadian menarik saat tindihan adalah penderita sering mengalami halusinasi.
Seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, bila fenomena ini dikaitkan dengan hal mistis. Memori yang menakutkan itu dapat bertahan lama dalam ingatan seseorang, yang dapat berakibat fatal. Diduga, ada hubungan antara sleep paralysis dengan faktor genetik. Tapi hal ini masih menjadi bahan perdebatan bagi sebagian orang. Di dunia barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul.
Dalam beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat yang menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas. Pada orang dengan sleep paralysis, tahapannya langsung meloncat ke tahap mimpi ( REM ). Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM, tubuh belum siap disinilah sleep paralysis terjadi. Rapid Eye Movement (REM) dimana bola mata bergerak cepat. Pada tidur REM, terdapat fluktuasi luas dari tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi nafas.
Kondisi ini biasanya dipicu oleh suatu hal yan tidak terkontrol, yang menyebabkan stress hingga terbawa mimpi. Hal ini yang dapat mempengaruhi terjadinya sleep paralysis adalah lingkungan kerja. Misalnya, penderita bekerja shift sehingga kurang tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur. Sleep paralysis juga merupakan tanda-tanda narkolepsi ( serangan tidur mendadak tanpa rasa kantuk ), sleep apnea ( mendengur), kecemasan dan depresi.
A. Penyebab sleep paralysis
Sebagian besar orang menganggap, gangguan tidur itu hal biasa. Sebenarnya, gangguan tidur berdampak buruk bagi tubuh. Sebuah penelitian di Universitas Pennsylvnnia menunjukkan bahwa gangguan tidur, seperti kurang tidur sama bahayanya dengan tidak tidur. Karena hal itu bisa menimbulkan masalah kesehatan, antara lain:
Obesitas
Ketika jumlah pengeluaran hormone menurun, kesempatan bertambah berat badan meningkat.
Tekanan darah
Akibat kurang tidur, dapat memicu hipertensi dan masalah kardiovaskuler.
Diabetes
Kemampuan tubuh menggunakan insulin dapat terganggu, akibat kurang tidur sehingga memicu diabetes.
Penelitian di Standford yang menunjukkan bahwa:
• Beberapa orang yang memiliki kebiasaan tidur tidak teratur sering mengalami sleep paralysis.
• Sebuah studi menunjukkan, 35% orang yang biasa mengalami sleep paralysis kadangkala juga mengalami kepanikan saat bangun tidur atau terjaga, akibat mimpi atau kebisingan.
• Sebanyak 16% orang yang biasa mengalami sleep paralysis juga terbukti mudah panik, walau presentasenya tidak cukup kuat untuk menghubungkannya.
Bagaimana cara mencegahnya?
Pencegahan ketindihan dapat dimulai dengan mengatur pola tidur yang sehat, antara lain:
1. Tidur yang cukup, tidak berlebihan.
2. Hindari tidur diwaktu pagi dan sore.
3. Olahraga teratur ( hindari waktu olahraga yang berdekatan dengan waktu tidur
4. Kurangi stress.
5. Tidur dengan waktu teratur.
Kondisi sleep paralysis banyak terjadi pada orang kurang tidur atau kelelahan, yang disebut hypnagogic hallucination yaitu suatu kondisi saat kita satengah sadar menjelang tidur. Siapa saja bisa mengalaminya, tidak harus memiliki gangguan tidur. Perlu diketahui juga, sleep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang ( wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga ridur). Itu sebabnya, kta perlu mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan itu.
Referensi:
www.wikipedia.com
semijurnal farmasi dan kedokteran
HIJRAH MENUJU SIKAP TERPUJI
Kemarin tepat tanggal 18 desember 2009, umat islam sedunia merayakan pergantian tahun memasuki 1431 hijriah. Tahun islam dimulai ketika Rasulullah Muhammad SAW hijrah dari Makkah menuju Madinah untuk menghindari tekanan dari suku Quraisy yang menolak ajakan Allah. Hijrah menjadi fundamental bagi tumbuh kuatnya islam yang kini menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Pesan yang kita tangkap pada setiap pergantian tahun Hijriah adalah jauh dari pesta pora, sebaliknya pantas dijadikan momentum untuk mengoreksi diri agar ke depan menjadi lebih baik bukan hanya urusan akhirat melainkan juga urusan dunia. Perbanyak lah ibadah kita di tahun baru hijriah ini. Karena dengan semakin kita meningkatkan ibadah kita, semakin sehat keadaan mental seseorang.
Rasulullah telah menyampaikan pesan dari Allah bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin dan besok harus lebih baik dari hari ini. Tindakan,ucapan,dan semua tingkah laku kita mencerminkan kepribadian seseorang. Jangan sampai kita bertingkah diluar batas kewajaran yang ada, apalagi sambil melanggar norma-norma yang ada. Itulah perwujudan hijrah dalam kehidupan sehari-hari.
Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia sepantasnya menerapkan apa yang digariskan oleh islam, termasuk yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika membangun islam di Madinah yang secara jelas juga mengayomi nonmuslim. Kenyataannya, apa yang terjadi pada hari ini adalah buah dari ketidakpatuhan secara utuh menjalankan ajaran islam oleh setiap muslim.Tidak bisa dipungkiri bahwa begitu banyak kekacauan yang terjadi.
Dewasa ini merupakan dampak dari jauhnya sebagian besar muslim di negeri ini dari ajaran agamanya. Keadaan mental pun menjadi bobrok jauh dari harapan yang ada. Menempatkan kepentingan politik secara tidak tepat di hampir setiap sendi aktivitas negeri ini mendorong munculnya sikap mementingkan diri sendiri atau golongannya sendiri, bahkan kalau perlu denan melamurkan kenyataan mana yang benar dan mana pula yang salah.
Politisasi hampir semua aspek kehidupan menenggelamkan bangsa ini dalam ketidakberdayaan sehingga sulit untuk bersaing dengan bangsa lain. Apa yang terjadi belakangan ini sungguh ironi, apabila kita membandingkannya dengan fakta dan data demikian melimpahnya potensi yang dimiliki oleh bangsa besar bernama Indonesia ini. Nyaris tidak ada bidang yang kita tidak memiliki di dalamnya. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan bangsa ini untuk tidak bisa maju.
Pengelolaan potensi yang tidak menomorsatukan kepentingan untuk rakyat, kebanyakan telah membuat sebagian besar bangsa ini terbenam dalam kemiskinan, sementara segelintir orang bergelimang dengan kekayaan berlimpah. Tidak ada jalan selain kita mesti mengubah kualitas mental dan moral kita sebagai wujud dari hijrah yang setiap tahun kita peringati sebagai masa baru untuk mengevaluasi diri menuju segala hal yang lebih baik.
Begitu kita perbaiki kualitas mental dan moral, mengubah sikap ke arah yang positif, maka pada saat itu pula bangsa ini akan melesat cepat ke depan. Sekali lagi, denan potensi demikian besar yang kita miliki, sesungguhnya tidak ada alasan untuk kita tetap dalam kenyataan terpuruk. Jadi, mari kita hijrah menuju sikap yang lebih terpuji. Dengan cara inttopeksi terhadap masing-masing diri. Menjadi individu yang lebih sehat mental, jasmani dan rohani.
Sumber:
Bisnis Indonesia.com
Pesan yang kita tangkap pada setiap pergantian tahun Hijriah adalah jauh dari pesta pora, sebaliknya pantas dijadikan momentum untuk mengoreksi diri agar ke depan menjadi lebih baik bukan hanya urusan akhirat melainkan juga urusan dunia. Perbanyak lah ibadah kita di tahun baru hijriah ini. Karena dengan semakin kita meningkatkan ibadah kita, semakin sehat keadaan mental seseorang.
Rasulullah telah menyampaikan pesan dari Allah bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin dan besok harus lebih baik dari hari ini. Tindakan,ucapan,dan semua tingkah laku kita mencerminkan kepribadian seseorang. Jangan sampai kita bertingkah diluar batas kewajaran yang ada, apalagi sambil melanggar norma-norma yang ada. Itulah perwujudan hijrah dalam kehidupan sehari-hari.
Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia sepantasnya menerapkan apa yang digariskan oleh islam, termasuk yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika membangun islam di Madinah yang secara jelas juga mengayomi nonmuslim. Kenyataannya, apa yang terjadi pada hari ini adalah buah dari ketidakpatuhan secara utuh menjalankan ajaran islam oleh setiap muslim.Tidak bisa dipungkiri bahwa begitu banyak kekacauan yang terjadi.
Dewasa ini merupakan dampak dari jauhnya sebagian besar muslim di negeri ini dari ajaran agamanya. Keadaan mental pun menjadi bobrok jauh dari harapan yang ada. Menempatkan kepentingan politik secara tidak tepat di hampir setiap sendi aktivitas negeri ini mendorong munculnya sikap mementingkan diri sendiri atau golongannya sendiri, bahkan kalau perlu denan melamurkan kenyataan mana yang benar dan mana pula yang salah.
Politisasi hampir semua aspek kehidupan menenggelamkan bangsa ini dalam ketidakberdayaan sehingga sulit untuk bersaing dengan bangsa lain. Apa yang terjadi belakangan ini sungguh ironi, apabila kita membandingkannya dengan fakta dan data demikian melimpahnya potensi yang dimiliki oleh bangsa besar bernama Indonesia ini. Nyaris tidak ada bidang yang kita tidak memiliki di dalamnya. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan bangsa ini untuk tidak bisa maju.
Pengelolaan potensi yang tidak menomorsatukan kepentingan untuk rakyat, kebanyakan telah membuat sebagian besar bangsa ini terbenam dalam kemiskinan, sementara segelintir orang bergelimang dengan kekayaan berlimpah. Tidak ada jalan selain kita mesti mengubah kualitas mental dan moral kita sebagai wujud dari hijrah yang setiap tahun kita peringati sebagai masa baru untuk mengevaluasi diri menuju segala hal yang lebih baik.
Begitu kita perbaiki kualitas mental dan moral, mengubah sikap ke arah yang positif, maka pada saat itu pula bangsa ini akan melesat cepat ke depan. Sekali lagi, denan potensi demikian besar yang kita miliki, sesungguhnya tidak ada alasan untuk kita tetap dalam kenyataan terpuruk. Jadi, mari kita hijrah menuju sikap yang lebih terpuji. Dengan cara inttopeksi terhadap masing-masing diri. Menjadi individu yang lebih sehat mental, jasmani dan rohani.
Sumber:
Bisnis Indonesia.com
Langganan:
Postingan (Atom)