JAWAB:
1. PSIKOANALISIS
= Tidak ada neurotic atau psikotis dimana tidak cukup menilai individu sebagai pribadi yang sehat.
Maksudnya bahwa saraf-saraf manusia yang masih baik dan tersusun rapi tidak mengalami gangguan psikologis maka ia mempunyai kepribadian yg sehat.
= Tidak adanya sakit emosional hanya merupakan suatu langkah awal yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemenuhan karena individu harus mencapai sesuatu yang lebih jauh lagi
Individu harus bisa mengatur dirinya sendiri tanpa adanya perasaan yang berkaitan dgn emosi karena perjalanan manusia masih panjang dan memerlukan pemikiran yg jernih tanpa adanya emosi.
= Memberikan gambaran pesimistis tentang kodrat manusia.
• Psikoanalisis
Freud berpendapat bahwa kepribadian sebenarnya pada dasarnya telah terbentuk pada akhir tahun kelima,kesimpulan itu diambilnya atas dasar pengalaman-pengalaman dalam melakukan psikoanalisis.Penyelidikan dalam hal ini menjurus ke arah masa kanak-kanak yaitu masa yang mempunyai peranan dalam hal timbulnya neurosis.Kanak-kanak adalah ayahnya manusia (the child is the father of man).Dalam menyelidiki masa kanak-kanak freud tidak langsung menyelidiki kanak-kanak akan tetapi membuat rekonstruksi atas dasar ingatan orand dewasa mengenai masa kanak-kanaknya.
Teori Freud mengenai kepribadian di bagi tiga bagian,yaitu:struktur kepribadian,dinamika dan perkembangan.
Menurut freud kepribadian tdd dari tiga aspek yaitu:Das Es (the id) yitu spek biologis,Das Ich (the ego) yaitu aspek biologis,Das ueber Ich (the super ego) aspek sosiologis.
1.Das ES
Merupakan aspek yg original dalam kepribadian.Freud menyebutnya juga realitas psikis yg sebenarnya,oleh karena itu Es merupakan dunia batin atau subjektif manusia dan tidak mempunyai hubungab langsung dengan dunia objektif.Berisikan hal-hal yg dibawa sejak lahir.Menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan.
2.Das Ich
Timbul karena keutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata.Mengontrol jalan-jalan yang di tmpuh,memilih kebutuhan yang dapat di penui,serta memilih objek yg dapat memenuhi kebutuhan.
3.Das Ueber Ich
Merupakan kesempurnaan daripada kesenangan,dianggap pula aspek moral kepribadian.Fungsi pokoknya adalah meentukan benar atau salah,pantas atau tidak,susila atau tidak yg dapat bertindak sesuai moral masyarakat.
- BEHAVIORISME
Tersusun baik,teratur,dan ditentukan sebelumnya dgn banyak spontanitas kegembiraan hidup dan kreativitas.Aliran ini jg menganggap manuia tdk memiliki sikap diri sendiri.Maksudnya manusia meniru atau disamakan dengan benda lain agar dapat berjalan dgn baik dgn benar.
Menganggap manusia bisa memberikan respon positif terhadap stimulus dari luar.Artinya manusia bisa menerima segala sesuatu dari luar atau rangsangan tetapi tetap patuh pada norma yang ada.
Behaviorisme merupakan bagian dasar ilmu alam yang menekankan perilaku manusia,perbuatan dan ucapan yang tidak sebagai pokok masalah. (JB.WATSON)
- HUMANISTIK
Setiap orang memiliki pandangan yang optimis dan berharap lebih baik lagi.Artinya bahwa setiap manusia harus memiliki perasaan yg optimis terhadap dirinya sendiri.Ia harus yakin bahwa segala sesuatu bisa berubah dan tidak pd takdir asalkan ada niat ingin berubah agar ia bisa menjadi lebih baik lagi.
+ punya pandanga segar tentang manusia
+ Keinginan untuk berubah dan menjadi lebih baik.
+ Percaya kpd kodrat individu,artinya individu pst dpt mengatasi masalah-maslah pd masa lampau.
+ Optimistik dan penuh harapan,artinya percaya akan kemampuan diri sendiri agar bisa menjadi yang terbaik dan lebih baik.
+ Menekankan perasaan orang tentang self,artinya penyelidikannya tentang kompetensi,prestasi, dan harga dirinya.
Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis.Jadi kita di tuntut agar lebih kreatif artinya menemukan segala sesuatu yang baru atau inovasi dan mencoba untuk mengembangkannya.Dengan begitu kepribadian seseorang akan lebih sehat dengan kreativitas tersebut.
Menurut Carl rogers(1902-1987) menemukan tiga kondisi internal pribadi:
- Keterbukaan terhadap pengalaman
- Kemampuan untuk menilai situasi
- Kemampuan untuk bereksperiman,untuk “bermain“ dengan konseo-konsep.
Apabila individu memiliki ketiga cirri tersebut,maka kesehatan psikologis sangat baik.Ketiga cirri tersebut juga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk berkreasi.
2. >. Kritik humanistik terhadap aliran psikoanalisa adalah memberikan gambaran pesimistis manusia yang berkaitan dengan konflik pada masa kanak-kanak,tekanan-tekanan psikologis,dan mengabaikan potensi.
Artinya,konflik pd masa kanak-kanak dapat menyebabkan suatu perubahan yg berkaitan dengan kepribadian ketika ia beranjak dewasa.Para orang tua harus memberikan arahan dan didikan yg baik terhadap anaknya kelak.Karena anak merupakan cerminan dr kedua orang tua.Manusia tidak boleh mempunyai perasaan yg pesimistis. Menurut Carl Rogers, salah seorang tokoh psikologi, motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak - kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak - kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis Sesuai dgn pandangan Abraham Maslow bahwa setia seseorang mempunyai sesuatu untuk mengaktulisasikan diri.Bisa melakukan sesuai dgn apa yg diinginkannya tanpa ada perasaan pesimistis dlm dirinya.
>. Kritikan humanistik terhadap aliran behavior: manusia dikatakan robot atau mesin dan mengabaikan sakit.
Artinya bahwa manusia janganlah disamakan dengan robot atau mesin lainnya karena manusia punya alur kehidupannya sendiri tanpa harus disamakan dgn manusia lain.Yang disamakan hanyalah cara kerja manusia mempunyai fungsi-fungsi yg ada dan dapat berjalan sebagai mana mestinya.
Psikologi humanistik muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karena itu, sering disebut sebagai the third force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis). Aliran humanistik menyumbangkan arah yang positif dan optimis bagi pengembangan potensi manusia, disebut sebgai yang mengembalikan hakikat psikologi sbg ilmu tentang manusia.Kritik terutama diarahkan pada perspektif dan metodenya yang subyektif, dan tidak reliable. Berlawanan dengan perkiraan para ahli yang menentangnya, aliran humanistik bertahan dan bahkan semakin banyak pengikutnya.
Humanistik bahkan dapat dikatakan sebagai agama untuk sementara ahli.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar behaviorisme, perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
Referensi
Freud,S.,The Ego and the id. The Hogart Press,London,1950.
Freud,S.,Het Ik de psychologie der massa. Wereldbibliotheek,
Amsterdam,1952.
Freud,S.,Inleiding tot de studie der psychoanalyse.Wereldbibliotheek,
Amsterdam, 1955.
Freud,S.,Beyond the principle.The Hogarth Press,London,1950.
Berbicara tentang Human Relation, sejatinya seseorang akan dihadapkan pada konsep aktualisasi diri. Menurut Carl Rogers, salah seorang tokoh psikologi, motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak - kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak - kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2, yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2: yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Ide pokok dari teori - teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah - masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.
Sebagaimana telah mafhum, bahwa psikologi humanistic muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the third force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis). Aliran humanistic menyumbangkan arah yang positif dan optimis bagi pengembangan potensi manusia, disebut sebagai yang mengembalikan hakikat psikologi sbg ilmu tentang manusia
Kritik terutama diarahkan pada perspektif dan metodenya yang subyektif, dan tidak reliable. Berlawanan dengan perkiraan para ahli yang menentangnya, aliran humanistic bertahan dan bahkan semakin banyak pengikutnya. Humanistik bahkan dapat dikatakan sebagai agama untuk sementara ahli.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar behaviorismo, perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrae. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar