KONFLIK
1. Pengertian Konflik
Pengertian konflik yang paling sederhana adalah “saling memukul” (configure).Menurut Soerdjono Soekanto koflik merupakan pertentangan atau pertikaian yaitu suatu proses sosial individu atau kelompok yg berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan disertai dengan ancaman atau kekerasan.Suatu konflik atau pertikaian di tandai dengan perentangan antara dua pihak yg mempunyai perbedaan-perbedaan dalam cirri-ciri badaniah,emosi,unsur-unsur kebudayaan,pola-pola dan perilaku.Pertentangan jg di tandai dengan keinginan menghancurkan atau menyakiti pihak lawan.
2. Faktor-faktor penyebab suatu konflik
a.Perbedaan individu
Setiap manusia adalah individu yang unik.Artinya,setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yg berbeda-beda satu dengan lainnya.Perbedaab pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan dapat menjadi faktor penyebab konflik.Misalnya saja ada mahasiswa yg sedikit bicara tetapi ada pula mahasiswa yg banyak bicara dan cenderung membuat kegaduhan.
b.Perbedaan latar belakang kebudayaan
Ada individu yg di asuh dengan pola latihan kemandirian yg akan mendorong seseorang berani mengambil tindakan,bertanggung jawab,kritis tetapi sedikit individualis,begotu pula sebaliknya.
c.Perbedaan kepentingan
Manusia memiliki perasaan,pendirian,maupun latar belakang kebudayaan yg berbeda.Contohnya ketika kita pergi ke sutu pasar swalayan,banyak ibu,bapak,remaja,orang-orang dewasa,dll mereka menuju tempat yg sama dengan tujuan yg berbeda.Unjuk rasa buruh menuntut perbaikan upah merupakan salah satu konflik yg dilatarbelakangi perbedaan kepentingan antara kepentingan usaha dengan buruh.Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang sosial,ekonomi,sosial dan budaya.
d.Perubahan-perubahan nilai yg cepat
Perubahan adalah sesuatu yg lazim dan wajar terjadi tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak akan menyebabkan konflik sosial.
Dahrendorf membedakan konflik membagi konflik menjadi lima macam,yaitu:
A. Konflik antara atau dalam peran sosial,misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi.
B. Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
C. Konflik antara kelompok-kelompok yg terorganisir dan tidak terorganisir.
D. Konflik antara satuan nasional,misalnya antara partai politik,antara negara-negara atau antara organisasi-organisasi internasional.
Konflik dikatakan positif apabila tidak bertentangan dengan pola-pola hubungan sosial di dalam struktur sosial tertentu
3. Situasi-situasi pemicu konflik
Konflik yg terjadi di antara individu dalam menjalankan interaksinya banyak di bahas dalam studi psikologi sosial. Ursula lehr (1980) mengemukakannya,yaitu:
- Konflik dengan orang tua sendiri
Konflik ini terjadi akibat situasi-situasi hidup bersama orang tua.Misalnya,harapan orang tua agar anaknya bisa patuh terhadapnya atau yg disesuaikan oleh mereka.Akan tetapi kebanyakan anak tidak dapat melakukan apa yang dikehendaki oleh orang tua.Karena bagi anak semata-mata untuk mencari pengalaman dan berusaha menemukan jati dirinya.
- Konflik dengan anak-anak sendiri
Konflik ini terjadi setelah orang tua mengetahui tingkah laku anak yang tidak cocok dengan keinginannya.Akibatnya,orang tua memberikan tanggapan yg berlebihan,misalnya menghukum,mengurangi hak-hak mereka.dll.
- Konflik dengan sanak keluarga
Pada masa kanak-kanak dan remaja timbul konflik,terutama dengan kakek,nenek,paman atau bibi yg ikut dalam proses pendidikan (sosialisasi) anak.Pada masa-masa berikutnya,dapat timbul konflik dengan keluarga,misalnya akibat pembagian warisan yang di anggap tidak adil.
- Konflik dengan orang lain
Konflik ini timbul dalam hubungan sosial dengan tetangga,teman sekerja,dan orang-orang lain.
- Konflik dengan suami atau dengan isteri
Pertentangan-pertentangan kecil mengenai persoalan hidup sehari-hari atau perselisihan dalam tujuan hidup dapat memicu terjadinya konflik.
- Konflik di sekolah
Contohnya yaitu,tidak dapat mengikuti pelajaran denga baik,tidak lulus ujian,persoalan hubungan antara guru dengan murid atau persoalan kedudukan di antara teman-teman dalam kelas.
- Konflik dalam pemilihan pekerjaan
Konflik ini disebabkan karena sifat pekerjaan sendiri,misalnya masalah keuangan,hubungan dengan teman-teman kerja,pekerjaan yang membosankan atau berat dan konflik yang berhubungan dengan waktu kerja mengakibatkan seseorang menjadi stress atau depresi.
- Konflik agama
Berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat dan tujuan hidup,aturan-aturan yang bertentangan dengan agama,pindah dari suatu agama ke agama lain,menikah dengan orang yg berbeda agama,dll.
- Konflik pribadi
Disebabkan karena tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri dan meluaskan hidup.
Segi positif dari suatu konflik:
^ Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas ditelaah,misalnya perbedaan pendapat dalam suatu diskusi biasanya bersifat positif sebab akan semakin memperjelas dan mempertaja kesimpulan yg diperoleh dari diskusi itu.
^ Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antar individu atau kelompok.
^ Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.
^ Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
Konflik dikatakan positif apabila tidak bertentangan dengan pola-pola hubungan sosial di dalam struktur sosial tertentu.Suatu konflik dapat membawa akibat yg positif atau tidak tergantung dari persoalan yg dipertentangkan dan juga dari struktur sosial di mana terjadi pertentangan yg menyangkut suatu tujuan,nilai atau kepentingan.Sepanjang konflik itu tidak bertentangan dengan pola-pola hubungan sosial di dalam struktur sosial tertentu,maka konflik itu bersifat positif.Dengan adanya konflik,memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma sosial dalam kelompok bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu.
Pada ruang lingkup yg lebih luas seperti masyarakat Indonesia yg memiliki keregaman etnik,budaya dan latar belakang konflik sering terjadi.Oleh sebab itu,dibutuhkan kesadaran dan kemampuan dalam mengelola perbedaan dan keragaman tersebut untuk menghasilkan sesuatu yg positif.Salah satu caranya adalah dengan cara menjaga keharmonisan dan saling menghargai perbedaan agar tetap terdapat integrasi sosial yang harmonis.Integrasi merupakan penyatuan atau mempersatukan hubungan anggota-anggota masyarakat yg di anggap harmonis.
Referensi:
Brouwer,M.A.W.,et.al,Kepribadian dan perubahannya,Jakarta,1989,PT.Gramedia Pustaka Utama.
Phil Astrid S,Susanto,Pengantar Sosiologi dan perubahan Sosial,Bandung,1987,Bina Cipta.
Sarwono,S.W.2001.Psikologi Sosial.Jakarta (Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan).Jakarta: Balai Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar